Forum P3K Kota Palembang dan PGRI Sumsel Desak Pemerintah Pusat Naikkan Status Guru P3K Menjadi PNS

News, Pendidikan, Sumsel
Forum P3K , PPPK Kota Palembang

Palembang, LamanQu.idHalal Bi Halal dan Syukuran Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau P3K Kota Palembang dengan tema Kita Tingkatkan Silaturahmi dan Kinerja P3K Kota Palembang’ digelar di Aula Gedung Guru, Rabu (17/5/2023).

Ketua PPPK Kota Palembang, Ridwan SPd mengatakan, kegiatan Halal BI Halal ini dilakukan atas dasar rasa kangen para P3K yang belum bertemu.

“Kami P3K ini ada yang diangkat dari 2019 dan 2021. P3K ini jumlahnya 600 orang di kota Palembang. Kami sejak diangkat menjadi P3K belum pernah bertemu bersama sekali kecuali saat itu kami bertemu di BKD saat dilantik,” ujarnya.

Ridwan menuturkan, pihaknya sepakat untuk menyatukan visi misi bergabung untuk mempersatukan perjuangan sampai dengan menuju PNS.

“Jumlah P3K Kota Palembang yang menerima SK ada 600 orang. Tetapi ada dua yang mendahului yang meninggal jadi sekarang ada 598 orang,” katanya.

Ketika ditanya langkah yang akan dilakukan untuk berjuang agar diangkat menjadi PNS, Ridwan menuturkan, pihaknya sudah berkomunikasi Forum P3K di Pusat.

“Kami berjuang ingin sama seperti PNS, diperlakukan sama. Jadi tidak ada namanya kontrak-kontrak, karena kontrak ini meresahkan bagikan bagi. Kami nanti kalau habis kontrak belum ada kejelasan. Jadi kami ingin berjuang sampai ke Jakarta menyampaikan aspirasi kepada DPR dan Kementerian. Kami ini menginginkan jadi PNS. Dan kami berharap setelah ini tidak ada tidak ada lagi guru P3K,” ucapnya.

“Kami akan berkolaborasi dengan PGRI dalam berjuang untuk diangkat menjadi PNS. Karena PGRI sebagai orang tua kami , jadi kami meminta PGRI Sumsel mendampingi kami kalau ada kegiatan-kegiatan secara nasional. Maka kami membawa nama PGRI forum ini adalah anak PGRI,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua PGRI Sumsel, H.Ahmad Zulinto mengatakan, ini ada pertemuan forum P3K dengan PGRI. Mereka menyatakan diri bahwa forum ini sebagai anggota PGRI. Padahal sebetulnya bahwa memang guru dan tenaga pendidik itu anggota PGRI.

“Jadi kalau mereka mengatakan itu artinya menyatakan lebih dalam lagi. Maka dengan pertemuan silaturahim ini kami PGRI menyampaikan pada guru pesan-pesan bahwa organisasi PGRI itu ada organisasi induknya guru,” katanya.

Zulinto menjelaskan, PGRI adalah organisasi sebagai pelindung, dan pejuang. Organisasi ini yang bertindak memberikan pembimbingan kepada guru secara profesional itu jati diri PGRI.

“Bersama bahwa forum guru dan PGRI adalah organisasi yang kuat yang kokoh yang akan berjuang untuk dirinya dan pendidikan, kami akan jaga ini,” ucapnya.

“Kondisi saat sekarang guru harus dibekali dengan pemahaman tentang profesi guru, kode etik guru. Bagaimana tentang aturan-aturan dalam organisasi sehingga mereka dalam menjalankan tugas itu betul-betul profesional,” bebernya.

Zulinto menernagkan, PGRI bukan namanya saja PGRI, tetapi organisasi ini membantu guru. Jadi betul-betul ada manfaatnya untuk guru dalam semua apapun itu, baik kesejahteraan guru, berjuang untuk meningkatkan status guru. Buktinya tadi guru honor sekarang diangkat P3K.

“Kita tidak mengkotak-kotakan guru. Adanya PGRI karena dulu ada guru terkotak-kotak ada guru bantu, ada guru desa ada guru khusus untuk agama tertentu. Ini terpecah-pecah,nah sekarang juga kita melihat ada P3K, ada PNS. Kita harap semua sama, jadi PNS. jangan di beda-bedakan ini tidak mustahil terjadi tergantung apakah pemerintah akan berpihak kepada pendidikan atau tidak jadi orang-orang di dalamnya pun harus orang-orang yang kredibel yang bagus. Kenapa dipisah-pisah di kotak-kotak dibuat seolah-olah ada guru PNS ini guru P3K,” bebernya.

“PGRI akan terus berjuang memberikan pemahaman kepada pemerintah bahwa kita minta guru jangan dikotak-kotakan,” tegasnya.

Selain itu, sambung Zulinto, pihaknya .asih berjuang agar tenaga tendik belum jadi P3K.

“Tenaga Tendik itu jantungnya pendidikan. Ada operator, ada penjaga perpustakaan, ada petugas laboratorium, ada penjaga sekolah mereka orang-orang di dalam itu yang berjuang untuk pendidikan. Jadi tidak dibedakan ada penjaga ada tukang sapu tidak dibedakan. Semua orang di berada di dunia pendidikan itu adalah anggota PGRI yang harus kami lindungi, harus kita support harus kita berikan berjuang yang sama. Mereka juga hak-haknya ada di dalam itu,” tuturnya.

“Dari kuota 3.500 orang, yang terisi 2.900 guru. Saya sudah buka 3.500 artinya guru kita ini lalai. Saya katakan lalai pasti ada yang tidak lengkap administrasinya dan setiap tahun tidak di-update data-datanya di pusat. Sehingga waktu terjadi masalah, maka guru panik. Tapi tidak apa-apa tahun 2023 kalau tidak salah dinas pendidikan membuka kuota 1000 orang lebih. Artinya yang lama baru 2.900 orang, kemudian ada 600 orang dan akan ditambah lagi yang baru. Mudah-mudahan dinas pendidikan itu paham dengan kekurangan guru. Mudah-mudahan kebutuhan sekitar 4000 guru, itu kedepan bisa terpenuhi,” paparnya.

Zulinto mengungkapkan, harus dipahami guru yang pensiun hampir setiap tahun itu sekitar 600 sampai 700 orang yang pensiun setiap tahunnya.

“Kita masih kekurangan banyak guru. Karena selama 10 tahun sebelumnya, kita di monitorium penerimaan pegawai untuk guru,”pungkasnya.