Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Melemah

Ekobis, Kabar Ekonomi
indeks dolar berjangka , Nilai tukar rupiah , sesi perdagangan mata uang Asia

LamanQu.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (18/8/2021).

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.10 WIB, mata uang Garuda melemah 0,15 persen atau 22 poin menjadi 14.394,5 terhadap dolar AS dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin di level 14.372,5.

Adapun, indeks dolar berjangka mengalami pelemahan 0,05 persen atau 0,043 poin ke level 93,102 dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level 93,145.

Sementara itu, sejumlah mata uang Asia lain dibuka bervariasi, hingga 09.30 WIB, bath Thailand menguat 0,62 persen, ringgit Malaysia turun 0,04 persen, peso Filipina naik 0,25 persen, dan won Korea Selatan naik 0,53 persen.Chief Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah tercatat bergerak menguat terbatas Senin (16/8/2021), setelah dolar AS cenderung mengalami pelemahan akibat data keyakinan konsumen AS yang berada di bawah ekspektasi.

Pada 16 Agustus 2021, Presiden RI Joko Widodo mengumumkan RAPBN 2022. Dalam pengumuman tersebut, defisit fiskal Indonesia pada tahun 2022 diperkirakan turun menjadi 4,85 persen dari PDB dari proyeksi defisit 2021 sebesar 5,82 persen.

“Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca perdagangan Juli 2021. Kami memperkirakan neraca perdagangan akan meningkat menjadi US$2,3 miliar dari sebelumnya US$1,32 miliar, seiring dengan perlambatan pertumbuhan impor tahunan,” kata dia, Rabu (18/8/2021).

Sementara itu, rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp14.350-14.475 per dolar AS pada hari ini.Dari sentimen luar negeri, lanjut Joshua, dolar AS terpantau menguat terhadap seluruh mata uang G-10 pada penutupan Selasa (17/8/2021) waktu setempat, didorong oleh penguatan salah satu indikator manufaktur AS yakni Industrial Production.US Industrial Production tumbuh 0,9 persen secara bulanan (month-to-month/mom), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,2 persen.

Penguatan indikator ini juga mendorong kembalinya yield US Treasury ke level 1,26 persen, yang sebelumnya mengalami penurunan di sesi perdagangan Asia. Indeks dolar tercatat naik 0,54 persen ke level 93,130 pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat.