Momen Tidak Terlupakan di Olimpiade Tokyo 2020

Bola, Olahraga
Olimpiade Tokyo 2020 , Olimpiade Tokyo resmi berakhir , penyumbang medali bagi Indonesia

LamanQu.id – Olimpiade Tokyo 2020 sudah resmi berakhir seiring upacara penutupan yang berlangsung Minggu (8/8/2021), namun ada beberapa momen yang tidak terlupakan dari pesta olahraga terakbar sedunia tersebut.

Kendati banyak mengundang pro dan kontra, Olimpiade yang berlangsung di masa pandemi Covid-19 itu akhirnya terlaksana setelah diundur setahun.

Para atlet sudah berlaga di arena-arena pertandingan sejak 21 Juli atau dua hari sebelum upacara pembukaan. Sekitar 11 ribu atlet dari 206 bendera berbeda berlaga di dalam 339 nomor olahraga yang dipertandingkan.

Amerika Serikat menjadi pemuncak klasemen dengan 39 emas, 41 perunggu, dan 33 perak. Sementara Indonesia yang meraih 1 emas, 1 perak, dan tiga perunggu ada di peringkat ke-55.

Berikut 9 momen tak terlupakan di Olimpiade Tokyo 2020:

  1. Emas Greysia Polii/Apriyani Rahayu

Pasangan yang diduetkan sejak 2017 itu mempersembahkan emas pertama di sektor ganda putri. Sejak badminton dipertandingkan secara resmi di Olimpiade, Indonesia baru sekali ini meraih gelar dari pasangan ganda putri.

Greysia/Apriyani yang tidak termasuk pasangan unggulan melaju ke final dengan mengalahkan beberapa ganda peringkat atas seperti Yuki Fukushima/Sayaka Hirota yang merupakan ganda putri peringkat satu dunia.

Di final, Greysia/Apriyani mengalahkan unggulan kedua Chen Qing Chen/Jia Yi Fan 21-19 dan 21-15. Capaian ini menjaga tradisi emas dari cabang olahraga bulutangkis

  1. Medali Keempat Eko Yuli Irawan dan Sumbangan Angkat Besi

Angkat besi kembali membuktikan sebagai cabang olahraga penyumbang medali bagi Indonesia. Tiga lifter mempersembahkan medali di Olimpiade Tokyo, yakni Windy Cantika Aisah, Rahmat Erwin Abdullah, dan Eko Yuli Irawan.

Khusus bagi Eko, medali perak di kelas 61 kg putra merupakan medali keempat di Olimpiade. Pria asal Metro, Lampung, meraih medali Olimpiade Beijing 2008, Olimpiade London 2012, dan Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

  1. Emas Bersama Qatar dan Italia

Dua atlet loncat tinggi, Mutaz Barshim asal Qatar dan Gianmarco Tamberi dari Italia, sepakat membagi emas dan memilih tak melanjutkan pertandingan untuk menentukan pemenang tunggal.

Persaingan lompat tinggi Olimpiade berakhir dramatis setelah Barshim dan Tamberi sama-sama mencatatkan lompatan setinggi 2,37 meter di Stadion Olympic.

Ini merupakan kali pertama dalam 113 tahun medali emas Olimpiade diberikan kepada dua atlet.

  1. Sportivitas dalam Persaingan Menjadi Juara

Sikap kesatria ditunjukkan beberapa atlet yang bersaing memperebutkan supremasi di Olimpiade. Seperti ketika peselancar Jepang, Kanoa Igarashi, kalah dari wakil Brasil, Italo Ferreira. Dalam konferensi pers usai pertandingan Igarashi tampil menjadi penerjemah bagi Ferreira.

Dari kolam renang, atlet Afrika Selatan Tatjana Schoenmaker yang mendapat emas kemudian mendapat ucapan selamat dan rangkulan dari pesaing-pesaingnya seperti Kaylene Corbett, Lilly King, dan Annie Lazor.

  1. Emma McKeon Raih Tujuh Medali

Perenang asal Australia, Emma McKeon meraih tujuh medali selama berlaga di Olimpiade Tokyo 2020. McKeon meraih emas di nomor 50 meter gaya bebas, 100 meter gaya bebas, 4×100 meter estafet gaya bebas, dan 4×100 meter gaya ganti.

Selain itu McKeon juga meraih medali perunggu di nomor 100 meter gaya kupu-kupu, 4×200 meter estafet gaya bebas, dan 4×100 meter gaya kupu-kupu.

McKeon pun menyamai rekor Mariya Gorokhovskaya yang dibukukan pada Olimpiade Helsinki 1952 dari cabor senam artistik.

  1. Simone Biles dan Kesehatan Mental Atlet

Atlet senam asal Amerika Serikat, Simone Biles, menarik perhatian ketika memutuskan mundur dalam perburuan medali di Olimpiade Tokyo.

Biles yang merupakan pesenam elite tersebut memilih mundur agar tidak mempengaruhi hasil tim AS.

Setelah memilih mundur guna fokus pada kesehatan mentalnya, Biles kemudian tampil di nomor balok keseimbangan dan meraih medali perunggu.

  1. Elaine Thompson-Herrah Sabet Emas di Dua Nomor Bergengsi

Sprinter putri asal Jamaika, Elaine Thompson-Herrah, tampil sebagai penguasa nomor lari jarak pendek 100 meter dan 200 meter.

Catatan waktu 10,61 detik di nomor 100 meter memecahkan rekor Olimpiade.

  1. Peraih Emas Termuda, Momiji Nishiya

Atlet papan seluncur asal Jepang, Momiji Nishiya, menjadi atlet termuda yang meraih emas di Olimpaide Tokyo 2020. Nishiya tercatat berusia 13 tahun 330 hari.

Selain Nishiya, cabor skateboard juga dihuni atlet-atlet muda yang sanggup meraih medali seperti Rayssa Leal, Sky Brown, dan Kokona Hiraki yang merupakan peraih medali termuda dalam usia 12 tahun 343 hari.

  1. Tohar Butbul yang Ditolak Lawan

Tohar Butbul menjadi salah satu atlet yang mendapat sorotan di Olimpiade Tokyo 2020. Butbul mendapat dua kali bye di kelas 73 kilogram judo setelah dua lawannya menolak untuk bertanding.

Dua judoka muslim yang menolak melawan Butbul di Olimpiade Tokyo adalah atlet asal Aljazair, Fetih Nourine, di babak pertama dan Mohamed Abdalrasool asal Sudan di babak kedua.

Nourine memutuskan mundur melawan Butbul sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. Sementara Abdalrasool mengajukan alasan cedera bahu.