Kasus Pembunuhan di Sekip, Ardi Pasda di Vonis 10 Tahun Penjara

Hukum, Kriminal
agenda pembacaan putusan , Kasus Pembunuhan di Sekip

Palembang, LamanQu.idMajelis Hakim PN Palembang menggelar sidang perkara pembunuhan atas nama terdakwa Ardi Pasda Bin Afriansyah dengan agenda pembacaan putusan, Kamis (08/07/2021).

Majelis Hakim yang dipimpin Edi Saputra Pelawi, S.H, M.H menjatuhkan vonis terhadap terdakwa dengan pidana selama 10 tahun penjara sebagaimana perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana dalam pasal 338 KUHP.

“Mengadili dan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Ardi Pasda Bin Afriansyah dengan pidana selama 10 tahun penjara”,Tegas Edi saat bacakan putusan.

Setelah mendengar putusan majelis hakim, terdakwa menyatakan mau pikir-pikir terlebih dahulu terima atau tidaknya putusan majelis hakim.

Sementara itu penasihat hukum terdakwa Arizal, S.H mengatakan pihaknya akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan terdakwa terkait putusan mejalis hakim.

“Kami sebagai penasihat hukum tentunya akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan terdakwa terima atau tidaknya putusan majelis hakim, untuk itu dalam persidangan kami nyatakan pikir-pikir terlebih dahulu terkait putusan tersebut,” ujar Arizal saat diwawancara usai persidangan.

Dalam persidangan sebelumnya terdakwa dituntut oleh JPU M. Faisal, S.H dengan pidana selama 12 tahun penjara.

Kronologis kejadian bermula pada sekira tanggal 23 April 2015, saat itu terdakwa sedang berboncengan melintasi jalan Mayor Salim Batubara, Kelurahan Sekip Jaya, Kecamatan Kemuning.

Terdakwa bersama dengan Upik Binti Ruslan (istri Terdakwa) dengan menggunakan sepeda motor, kemudian motor terdakwa bersenggolan dengan motor yang di kendarai korban Andi Yusuf Bin Zarowi Ismail (Alm) yang menyebabkan kaki istri terdakwa mengalami luka.

Lalu terdakwa menghentikan sepeda motor yang dikendarainya dan korban juga menghentikan sepeda motor yg dikendarainya kemudian turun mendekati terdakwa sambil berkata, “DAK SENANG APO KAMU DAK TAU AKUNI SIAPO.”

Tiba-tiba korban langsung memukul dan membenturkan helmnya ke kepala terdakwa yang membuat helm terdakwa terlepas dari kepalanya, kemudia terdakwa turun dari sepeda motor dan berkata kepada korban, ” BUKANNYA KAMI NAK MINTA MAAF.”

Kemudian korban berkata “NAK NGAPO KAU” sambil memcabut pisau dari pinggang sebelah kiri berusaha menusuk dada korban sebelah kiri namun berhasil terdakwa tangkis dan terdakwa berhasil merebut pisau dari tangan korban lalu terdakwa menusukkan pisau tersebut ke tengah dada bagian bawah (ulu hati) korban.

Ssetelah itu terdakwa pergi dan membuang pisau tersebut ke parit, tidak jauh dari lokasi kejadian. Pada malam harinya korban sedang menonton televisi dan melihat tayangan berita yang menyatakan bahwa korban sudah meninggal dunia, lalu terdakwa melarikan diri ke kota Jambi.