Nikotin vs Tar, Manakah yang Lebih Berbahaya?

Discovery
asap rokok akibat pembakaran , beragam bahaya merokok , zat kimia pada rokok

LamanQu.id – Terdapat beragam zat kimia pada rokok. Namun, dua kandungan di dalam rokok yang paling banyak dikenal orang adalah nikotin dan tar. Pertanyaannya, antara nikotin dan tar, manakah yang lebih berbahaya?

Pembakaran pada rokok menghasilkan sekitar 7000 bahan kimia di dalamnya. Setidaknya ada 250 zat di dalam rokok yang berbahaya, dan 69 jenis di antaranya diketahui bersifat karsinogenik, yaitu dapat menyebabkan kanker. Di antara sekian banyak zat kimia pada rokok, nikotin dan tar adalah yang paling umum diketahui.

Lebih Berbahaya Nikotin atau Tar?

Sebelum menentukan zat manakah yang lebih berbahaya, Anda perlu tahu dulu apa itu nikotin dan tar. Berikut adalah penjelasannya:

Nikotin

Nikotin adalah senyawa kimia yang secara alami ada pada berbagai tumbuhan. Sama halnya dengan kafein, nikotin bersifat stimulan ringan dan adiktif sehingga dapat menimbulkan efek ketergantungan. Karena sifatnya yang adiktif, menyebabkan para perokok sulit untuk berhenti merokok.

Saat masuk ke dalam tubuh, nikotin dapat merangsang otak untuk melepaskan hormon dopamin yang membuat perasaan menjadi lebih senang dan tenang untuk sementara waktu.

Sumber nikotin yang paling tinggi konsentrasinya terdapat pada tanaman tembakau. Namun ternyata nikotin tidak hanya terdapat pada tembakau, tanaman lain dari rumpun Solanaceae, seperti kentang, terung, atau tomat, juga mengandung nikotin.

Meski bersifat adiktif, nikotin bukanlah penyebab utama penyakit akibat kebiasaan merokok. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh UK Royal College of Physicians, institusi medis di Inggris, membuktikan bahwa risiko penyakit akibat kebiasaan merokok bukan disebabkan oleh nikotin, melainkan kandungan lain yang berbahaya dari asap rokok akibat pembakaran.

Akan tetapi, nikotin memang tidak untuk dikonsumsi anak di bawah usia 18 tahun maupun ibu hamil. Paparan nikotin pada anak-anak diketahui dapat mengganggu perkembangan otak serta meningkatkan risiko munculnya perilaku impulsif dan gangguan mood.

Sementara itu, paparan nikotin pada ibu hamil diketahui dapat menghambat tumbuh kembang janin, serta meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur dan berat badan lahir yang rendah pada bayi.

Tar

Berbeda dengan nikotin yang memang alami terdapat di tembakau, tar adalah zat kimia dan partikel padat (solid carbon) yang hanya dihasilkan saat rokok dibakar. Tar merupakan zat yang memiliki sifat karsinogenik atau dapat memicu pertumbuhan sel-sel kanker di dalam tubuh.

Tar juga bisa menumpuk di gigi dan menyebabkan gigi menjadi berwarna kekuningan atau kecokelatan. Zat kimia ini dapat menempel pada lapisan terluar gigi (email), sehingga membuat gigi tampak lebih kuning. Gigi juga bisa semakin terlihat menguning dan mengalami kerusakan, jika tidak dirawat dengan baik dan benar.

Ketika terhirup, tar akan mengendap di dalam paru-paru. Dalam jangka waktu yang lama, endapan tar dapat menimbulkan berbagai macam penyakit di paru-paru, seperti emfisema, bronkitis, PPOK, dan kanker paru.

Tidak hanya berdampak buruk bagi paru-paru, tar dapat masuk ke dalam aliran darah dan mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya. Masalah kesehatan yang bisa terjadi akibat paparan tar antara lain adalah penyakit gusi, gangguan kesuburan atau kemandulan, diabetes, kanker mulut, dan penyakit jantung.

Cara untuk Mencegah Bahaya Nikotin dan Tar

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa nikotin dan tar adalah dua zat yang jauh berbeda. Nikotin menyebabkan ketergantungan dan umumnya menjadi penyebab perokok sulit berhenti merokok, sedangkan tar adalah zat berbahaya yang berisiko memicu penyakit pada perokok.

Akibatnya, zat berbaya pada rokok, khususnya tar, formaldehida, dan karbon monoksida, akan terus masuk ke dalam tubuh perokok hingga akhirnya menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti yang telah dijelaskan di atas.

Oleh karena itu, untuk mencegah beragam bahaya merokok, cara terbaik yang bisa dilakukan tentunya adalah berhenti merokok.

Berhenti merokok memang tidak mudah, terutama bagi orang yang sudah merokok selama bertahun-tahun atau sudah kecanduan nikotin. Namun, ini bukanlah sesuatu yang mustahil.

Pertama-tama, Anda perlu menyadari bahwa berhenti merokok akan mendatangkan banyak manfaat, khususnya bagi kualitas hidup Anda dan orang-orang di sekitar Anda. Singkirkanlah semua benda yang berhubungan dengan rokok dari jangkauan Anda, seperti asbak atau korek api.

Saat keinginan merokok muncul, cobalah untuk menahannya dan menyibukkan diri dengan aktivitas lain, misalnya berolahraga atau mengerjakan hobi.

Demi menjaga kesehatan diri sendiri serta melindungi keluarga dan orang-orang di sekitar Anda dari bahaya rokok, yuk, buatlah komitmen untuk berhenti merokok saat ini juga.

Namun, bila Anda sudah mencoba berbagai cara tapi sulit berhenti atau masih ingin mengonsumsi nikotin, Anda bisa mempertimbangkan untuk menggunakan produk tembakau alternatif lain dengan risiko paparan yang sangat rendah terhadap zat kimia berbahaya dibandingkan dengan rokok.

Alternatif tersebut antara lain tembakau kunyah, koyo nikotin, rokok elektrik, hingga tembakau yang dipanaskan (heated tobacco).

Pasalnya, risiko kesehatan akibat merokok memang utamanya dihasilkan dari pembakaran rokok yang menyebabkan produksi tar. Jika produk mengandung nikotin tidak dibakar, tar dan asap tidak akan terbentuk, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup perokok.

Hal tersebut sudah dibuktikan oleh penelitian ilmiah selama bertahun-tahun oleh lembaga kesehatan independen maupun pemerintah di berbagai negara, misalnya Inggris, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

Jika segala upaya telah dilakukan tapi Anda masih merasa kesulitan berhenti dari merokok, cobalah mencari informasi yang tepat dan tepercaya terkait cara efektif lain agar bisa berhenti merokok. Bila perlu berkonsultasilah ke dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat, misalnya terapi pengganti nikotin.