UIN Raden Fatah Wisuda 977 Mahasiswa

News, Pendidikan
Ciri Khas Bangsa Indonesia , Masyarakat Islam di Indonesia , Memperkokoh NKRI Melalui Moderasi Beragama , Prosesi wisuda , Sejak Zaman Penjajahan Belanda , wisuda secara virtual

Palembang, LamanQu.idUniversitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah melaksanakan wisuda ke-75 bertempat di Academik Center secara offline dan online, (Sabtu, 30/1/2021).

Wisuda UIN Raden Fatah Palembang ke-75 ini sedikit berbeda dari sebelum pandemi Covid-19. Total mahasiswa yang diwisuda berjumlah 977 mahasiswa.

Prosesi wisuda sebagai tanda telah selesainya pendidikan sarjana ini hanya diikuti 81 peserta secara tatap muka. Sedangkan ratusan wisudawan lainnya mengikuti secara virtual.

Prosesi wisuda yang berlangsung secara tatap muka sangat mematuhi protokol kesehatan. Seluruh yang hadir wajib menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Bahkan sebelum masuk ruangan wisuda, seluruh yang hadir diukur suhu tubuh terlebih dahulu.

Mewakili Sambutan Menteri Agama adalah Mohammad Nuruzzaman, SA.g MS.i Stafsus bidang Hubungan antar Kementerian/Lembaga, TNI, Polri, Toleransi, dan Kerukunan.

Prosesi wisuda tetap berjalan khidmat. Dalam wisuda ke -75 ini, civitas mengangkat tema memperkokoh NKRI melalui Moderasi Beragama.

Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof Dr Nyayu Khodijah SAg MSi mengatakan, total yang diwisuda hari ini berjumlah 977 mahasiswa, namun yang hadir tidak semuanya karena hanya 81 mahasiswa berprestasi yang hadir sebagai perwakilan.

“Karena saat ini masih masa pandemi covid-19, jadi kita laksanakan wisuda ini dengan mematuhi protokol kesehatan,” ujarnya.

Nyayu Khodijah menjelaskan, tema wisuda kali ini adalah “Moderasi Beragama”. Kemenag mempunyai misi bagaimana semua masyarakat muslim mengembangkan kehidupan agama yang moderat, artinya tidaj ekstrim ke kiri dan ekstrim ke kanan. Sebuah hal yang harus kita budayakan sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia dengan ragam budaya, ragam agama dn ragam etnis,” ujarnya.

Nyayu Khodijah menuturkan, pihaknya ingin memberikan kesadaran kepada masyarakat Islam di Indonesia, karena Indonesia memiliki masyarakat yang majemuk, mukti etnis, multi agama. “Jadi kita tidak bisa memaksakan sistem khilafah atau diubah menjadi negara Islam. Itu tidak mungkin karena Indonesia majemuk,” katanya.

“Konsep moderasi agama adalah sebuah konsep yang sangat tepat diterapkan di Indonesia, karena ciri khas masyarakat Indonesia majemuk,” tambah Nyayu Khodijah.

Wisuda berprestasi Program Strata Satu diraih oleh Entin Safitri dengan IPK, empat koma nol. Entin Safitri menuturkan, setelah diwisuda dia berharap bisa mempertanggungjawabkan amanah dengan IPK terbaik. “Saya bersyukur bisa meraih IPK 4,0, dan saya memiliki target melanjutkan lagi S2 di UIN Malang jurusan Pendidikan Bahasa Arab,” kata mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab ini.

Sementara itu, Program Doktor diraih Abdul Kher dengan IPK, empat koma nol. Abdul Kher menuturkan, dia bersyukur dapat lulus dari program Doktor dengan IPK terbaik.

“Saya berterima kasih kepada teman, istri, dosen pengajar, ibu Rektor, termasuk Wakil Rektor,” katanya.

Kher mengungkapkan, dia mengangkat disertasi mengangkat cawisan yakni dakwah masyarakat Melayu Palembang yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

“Ulama dulu berdakwah menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. Berdakwah dengan cawisan ini diambil dari masyarakat Arab,”pungkasnya.