Kasus Dugaan Penipuan Proyek Asian Games 2018, Kuasa Hukum FA Ungkap Pelapor Inginkan Uang Cash 8 Miliar

Hukum
Kejaksaan Negri Palembang , Penipuan , Proyek Asian Games 2018 , Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri

Palembang, LamanQu.id – Subdit III Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Selasa (25/8/2020) melimpahkan berkas dan barang bukti berikut tersangka Febri Alfian (FA) alias Ayong (51) kasus dugaan penipuan dan pencucian uang dalam proyek pembangunan embung (turap) salah satu venue Asian Games 2018 di Jakabaring, Palembang.

Dengan menggunakan baju hitam tersangka digiring sekitar pukul 10.30 Wib tiba di gedung Kejaksaan Negri Palembang dengan dikawal petugas dari Bareskrim Polri menuju ruang tahap dua tindak pidana umum dan diterima langsung oleh Kepala Seksi Pidana Umum Kejari Palembang Agung Ary Kesuma SH.

“Ya benar hari ini kita menerima tahap dua kasus dugaan tindak pidana penipuan dan pencucian uang dari Bareskrim Polri dan Kejagung”. Ujar Agung Kasipidum Kejari Palembang membenarkan.

Hanya saja menurutnya untuk detil kasus yang menjerat tersangka tersebut masih dipelajari dan belum diketahui keseluruhan pokok perkaranya.

“Untuk perkaranya sampai saat ini belum kita pelajari lebih mendetil, karena kita baru menerima penyerahan berkas dan tersangka saja tadi diserahkan oleh perwakilan Kejagung dan Petugas Bareskrim Polri”. Tambahnya.

Sementara itu, Abunawar Basyeban selaku kuasa hukum tersangka FA nampak juga turut hadir diruangan penyerahan berkas tahap II Kejari Palembang memberikan keterangannya terkait kasus yang menjerat kliennya.

“Ini sebenarnya permasalahan murni bisnis to bisnis antara tersangka selaku klien kami dengan pihak pelapor, sebenarnya klien kami bukan tidak sanggup bayar sebagaimana yang dituduhkan pelapor, sudah ada upaya dengan menawarkan beberapa aset yang dimiliki tersangka yang nilainya melebihi dari yang disangkakan itu”. Ungkap Abunawar Basyeban ketika diwawancarai oleh Wartawan.

Seraya menambahkan, upaya menawarkan beberapa aset itu ternyata ditolak oleh pelapor yang menginginkan uang cash dari tersangka atas dugaan kerugian lebih kurang mencapai Rp 8 miliar.

“Untuk langkah hukum kita saat ini berusaha mendampingi klien kalau bisa rencananya akan diajukan penangguhan penahanan terhadap tersangka, namun kita lihat dulu nanti bagaimana kelanjutannya ”. Tandasnya.

Dikutip dari laman, pengusutan kasus berawal dari laporan Lastri Sulastri yang merupakan kuasa hukum tiga perusahaan yakni, PT MRU; PT MBP; dan PT PBPS. Laporan terdaftar dengan nomor LP: 442/IV/2018/Bareskrim Polri tanggal 3 April 2018.

Pada saat itu tersangka FA menghubungi Direktur PT MRU Bong Elvan Hamzah ihwal proyek lanjutan pembuatan embung Stadion Asian Games 2018 di Jakabaring, Palembang pada 2017.

Proyek tersebut membutuhkan batu belah (split) sebanyak lima tongkang.

Dalam perjalannya Bong Elvan di iming-imingi oleh tersangka mendapatkan uang dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) serta menjamin kelancaran pembayaran dalam jangka waktu paling lama 1 hingga 1,5 bulan setelah batu split atau batu belah sampai ke tempat pengiriman di Palembang.

Namun saat telah menerima batu belah, tersangka tak dapat dihubungi.

Febri Alfian alias ayong juga tak pernah memastikan masa pembayaran seperti yang telah dijanjikan oleh tersangka sebelumnya.

Menindak lanjuti laporan itu, Bareskrim Mabes Polri melakukan penyelidikan terkait tindak pidana dugaan penipuan dan pencucian uang dengan total kerugian sebesar mencapai Rp8,9 miliar.

Atas perbuatannya itu tersangka FA alias Ayong dijerat Pasal 379a KUHP juncto Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Dia terancam hukuman paling lama 20 tahun penjara dan denda paling banyak Rp10 miliar.  (Andre)