Arti Kemerdekaan Bagi Suparman Romans

News
17 Agustus , demokrasi , ekonomi , Ibu pertiwi , kedaulatan bangsa , Kemerdekaan , KONI Sumsel , penjajahan

Palembang, LamanQu.id – Menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 75 yang jatuh pada setiap 17 Agustus ternyata memiliki arti tersendiri bagi seorang Suparman Romans.

Kemerdekaan bisa di maknai sebagai simbol kebebasan dan kedaulatan bangsa Indonesia dari penindasan dan penjajahan“, setidaknya seperti inilah yang dikatakan Suparman Romans saat dihubungi melalui media whatsapp, Kamis (13/08/2020)

Ditambahkannya, Seharusnya dengan berjalan waktu dan pergantian pemerintahan mulai dari era revolusi, orde lama, orde;baru, orde reformasi dan sekarang orde globalisasi membuat bangsa ini kembali memperbaiki kehidupannya menuju kesejahteraan, kata Suparman

Namun pada kesempatan ini juga Suparman sedikit mengkritisi bahwa bangsa ini belum seutuhnya menikmati kemerdekaan.

” Cukup disayangkan bahwa bangsa ini belum seutuhnya belum menikmati kemerdekaan, lahir dan bathin secara konstitusi dan demokrasi, Saat ini negara kita masih terbelenggu dengan Berbagai kesulitan ekonomi, dan ini pastinya akan jadi tentang besar bangsa Indonesia ke depan”, tegas Suparman

Suparman berujar bahwa bahaya isu – isu politik yang bisa memecah belah persatuan bangsa.

” Rakyat Indonesia juga di harus bisa mewaspadai isu – isu politik dan agama yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa, semua tidak terlepas dari wajah para elit politik dan pemerintah yang sering melakukan kegaduhan yang pastinya berujung pada syahwat kekuasaan semata, Seharusnya kedewasaan politik dan kenegarawan para pemimpin bangsa ini belum mampu menunjukkan dalam berperilaku serta kebijaksanaan untuk mengambil keputusan untuk rakyat, malah cenderung pamer kekuatan dan kekuasaan dan ini justru mengundang keprihatinan tersendiri bangsa Indonesia sekarang”, ungkap Suparman

Dikesempatan ini juga Suparman mengharapkan peran aktif generasi muda dalam membangun bangsa Indonesia jadi lebih baik lagi.

” Sudah saatnya kaum muda untuk tampil sebagai motor penggerak pembangunan, terutama harapan ini digantungkan pada kaum muda intelektual seperti mahasiswa, para pengajar dan pelajar bahkan aktivis serta para pemuka masyarakat berhenti untuk menghujat dan membuat faksi – faksi yang besebrangan untuk saling fitnah dan adu domba dan hentikan menyebar bibit kebencian”, ujar Suparman

Pria yang menjabat sebagai Sekertaris KONI Sumsel ini juga mengharapkan rakyat Indonesia bisa kembali mengingat falsafah nenek moyang bangsa ini.

” Jangan biarkan ibu pertiwi menangis dengan tingkah kita yang selalu menimbulkan kerusakan, tapi kembalilah memegang prinsip hidup damai sejahtera, saling bergotong royong yang menjunjung tinggi kebudayaan sopan santun dan ramah, demi terciptanya kehidupan berbangsa yang lebih baik”, tutup Suparman (Irfan)