Mengantarkan Rakyat ke Gerbang Sejahtera….!

News
Afandi Mulya Kesuma , DPD RI , Forum Sumatera Selatan Sejahtera , FSS , Hj Eva Susanti DPD RI

Palembang, lamanqu.id – Kesuksesan tidak saja diukur dari faktor kinerja upaya semata, namun bagaimana sebuah usaha itu dapat membawa perubahan berarti bagi masyarakat sekitar. Lewat program bantuan tanaman cabai berpolybag yang berkelanjutan, ia pun ingin coba sekuat tenaga memajukan ekonomi kerakyatan sehingga hadirlah kesejahteraan.

“Kita coba untuk bagikan tanaman cabai berpolybag. Dan, Insyaallah ada kemungkinan kita juga akan membagikan bibit-bibit tanaman lainnya. Untuk apa…? Ya, paling tidak kita ingin ada upaya dari para keluarga untuk menambah ekonomi mereka,” Eva menuturkan.

Pada mulanya Hj Eva Susanti yang kini dipercaya sebagai Anggota DPD RI asal Sumatera Selatan, membaca perihal adanya kekuatiran bahwa ekonomi kerakyatan bakal patah-tumbuh hilang berganti. Dan sejak itu, Eva lantas segera berancang-ancang mengajukan sebuah program yang mengarah pada perbaikan ekonomi keluarga.

“Saya ingin ekonomi kerakyatan itu bisa tumbuh di tengah-tengah masyarakat kita. Caranya? Kita terus berupaya memacu warga agar mau menggalakan gerakan bertanam cabai. Anda bisa bayangkan kalau saja satu kepala keluarga memelihara tanaman cabai 10 polybag saja, sudah berapa uang yang bisa mereka hemat…? Mereka tak perlu beli cabai ke pasar lagi,” demikian diutarakan Eva Susanti, pekan ke-3 November 2019.

Eva menenggarai, selain faktor cuaca, anjloknya pasokan buah cabai merah maupun cabai keriting di pasaran juga akibat keengganan masyarakat petani saat merawat tanaman.

“Sepertinya mereka kekurangan vitamin,” sebutnya.

Adapun ‘kekurangan vitamin’ produk hasil olahan yang dimaksud Eva adalah harga jual produk yang masih naik turun di tingkat petani.

Sadar maupun tidak, sambung Eva, dari tahun ke tahun kebutuhan konsumsi cabai merah terus saja meningkat. Permintaan seakan-akan terus melonjak. Sebaliknya, hasil panen cenderung menurun. Laporan Badan Pusat Statistik memerlihatkan buah cabai merah merupakan produk nomor dua setelah beras yang memengaruhi tingkat inflasi di perbagai daerah.

“Dari fakta itu, jelas saya berkeinginan, bagaimana masyarakat kita bisa memelihara, bertanam, serta memanen buah cabai sendiri. Intinya, kita tak lagi bergantung dengan orang lain,” tutur Eva.

Kesetiaan Eva di jalur perbaikan ekonomi keluarga memang tak akan pernah lekang oleh waktu. Menariknya, kegigihan Eva dalam meningkatkan angka pendapatan perkapita keluarga menjadi salah satu prioritasnya.

Bersebab itu pula Eva selalu berusaha mengembangkan berbagai program-program yang menyentuh serta melibatkan masyarakat langsung.

“Insyallah, saya akan selalu terdepan dalam membangkitkan ekonomi keluarga ini,” Eva berkata mantap seraya berkata semangat membangun kemandirian juga dibutuhkan oleh masyarakat agar dapat terus menggulirkan roda perekonomian.

“Itu sejalan dengan program yang ingin saya persembahkan. Bagaimanapun kita harus berpihak pada perekonomiaan kerakyatan, ini sekaligus upaya dalam peningkatan ekonomi masyarakat,” terang Eva Susanti dalam sebuah kesempatan.

Sambung Eva, upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia hendaknya dibarengi dengan komitmen untuk turut melestarikan lingkungan. Hal ia wujudkan melalui program antara lain pembagian tanaman cabai berpolybag, jenis tanaman lainnya, serta usaha-usaha yang sifatnya rumah tangga. Komitmen itu ia terjemahkan melalui kegiatan usaha kemandirian dalam kerangka ekonomi rumah tangga.

Forum Sumatera Selatan Sejahtera melaporkan inovasi-inovasi yang berkaitan dengan perbaikan ekonomi keluarga masih sangat perlu dikembangkan. Merancang beranda, teras, ataupun halaman pekarangan rumah warga menjadi tempat berhimpunnya aneka tanaman penting untuk dilestarikan.

“Termasuk tanaman cabai berpolybag dan bibit tanaman-tanaman lainnya. Saya kira apa program yang diupayakan Eva Susanti itu akan membawa dampak ekonomi untuk masyarakat,” ucap Afandi Mulya Kesuma kini dipercaya Ketua Forum Sumsel Sejahtera.

Afandi menyadari cukup banyak masyarakat khususnya di kota Palembang yang mengalami kesulitan dalam memahami pola membangun ekonomi. Bagi sebagian keluarga di tingkatan menengah ke bawah terbukti lewat budidaya tanaman cabai di polybag memberikan manfaat langsung bagi mereka. Adanya program gerakan menanam di pekarangan rumah tentunya lebih menekankan pada praktik.

“Dan, yang terpenting lewat program gerakan menanam ini para penduduk lebih kreatif, orisinal, dan dapat memecahkan masalah secara ekonomi,” dia menuturkan.

Hal lain yang perlu dicatat, lanjut Afandi, aksi nyata dalam meningkatkan ekonomi keluarga hendaknya harus terus dipelihara. Tujuannya, agar seluruh masyarakat berangsur-angsur menuai kesejahteraan.

“Apa yang dilakukan Eva Susanti, saya kira sangat tepat. Yaitu memperkuat ketahanan pangan dalam menghadapi tantangan global. Seandainya saja ekonomi terbangun, rakyat pun akan merasakan arti kesejahtaraan,” Afandi bertutur bijak.

Menyaksikan efek dari program ekonomi keluarga yang digagas Eva Susanti, jelaslah tak mustahil setiap keluarga bisa meraih laba dari sektor gerakan bertanam cabai serta membudidayakan bibit tanaman lainnya. Semoga ini akan menarik perhatian masyarakat luas.

Toh, makin ‘berfluktuasi’ harga si keriting di pasaran, sekalipun tidak membuat orang ciut untuk mendapatnya. Dan, jangan lupa ‘mineral rights’ ada di tangan rakyat, meski mining rights berada di genggaman sang senator Wong Kito… ; Eva Susanti. (rinaldi syahril djafar)