Winda, si Anak Yatim ke Duta Pangan…!

News
Duta Pertanian , Duta Pertanian Sumsel , Winda Wulandari

Palembang, lamanqu.id – Jika peta dunia dihamparkan ke langit, maka Winda Wulandari adalah bintang yang tak kunjung selesai menyinari lumbung pangan nasional. Pertemuannya dengan Nominasi Duta Pertanian adalah awal sebuah sejarah, bukan pada dirinya yang masih gadis, tetapi juga bagi sektor agraria yang tersebar di Sumatera Selatan.

“Suatu proses untuk mencapai keinginan menjadi keniscayaan harus dilakukan semaksimal mungkin”, kalimat itu keluar dari sosok perempuan muda berhijab tak tampak keletihan nya muncul tetap ia menjaga perasaan orang lain dengan bersapa ramah, Sabtu, (16/11)

Itu lah jawaban yang diutarakan pada nya tentang arti perjuangan, sekedar eksplorasi diri gadis cantik yang disela masa karantina dan gemblengan nominasi Duta Pertanian Sumateta Selatan, Grand Atyasa Convention Center.

Winda Wulandari ia sebut lengkap nama nya merupakan peserta utusan Kabupaten Musi Banyuasin kini masuk 10 besar dan akan memasuki Tahapan Grand Final pada kontestasi pemuda pemudi yang pada pundak mereka ini lah sebutan Sumsel Lumbung Pangan Nasional akan mereka gendrangkan ke semua di Bumi Sriwijaya.

Sangat bersesuaian dengan dara desa kelahiran Desa Teluk kijing, Muba 7 Maret 2000 yang lalu ini.

Knowledgeable dan Well-informed (berpengetahuan dan terinformasi dengan baik) bisa bisa saja disematkan ke Mahasiswi Penerima Beasiswa Bidik Misi D3, Akutansi, Politeknik Sriwijaya ini, sebab dengan lantang juga ia tuturkan,

“Motivasi mengikuti Duta Pertanian Sumsel karena saya melihat misi dari Gubernur Sumsel Pak Herman Deru pada bidang pertanian beliau sangat serius ingin menjadikan sumsel Lumbung Pangan Nasional, jadi sebagai Duta Pertanian saya harus bisa melebur dan memahami apa apa saja yang dilakukan oleh Pemda Sumsel dalam hal ini yang sudah menjadi program Sumsel Lumbung Pangan Nasional”.

“..Nah untuk mendukung itu sebagai bagian dari generasi milenial, Duta Pertanian selayaknya berperan aktif menjadi promotor dan menyampaikan pada khalayak..”.

“..Dan itu lah setidaknya sebuah kontribusi dalam mewujudkan Sumsel lumbung pangan nasional itu, melalui misi Duta Pertanian ini juga akan menyasar anak anak muda se Sumatera Selatan ini” ucapnya.

Terbiasa hidup mandiri semenjak SMP hingga kuliah pun ia lalui dengan tanpa harus ada ortu disisi, mungkin itu lah yang menjadikan penghobby menggambar dan sangat aktif habiskan waktu di bidang organisasi sekolah, ia berkeyakinan bahwa motto hidup bagi nya,

“..Man jadda wajaddah, siapa yang bersungguh sungguh pasti akan mendapatkan hasil, kalaupun gagal, berarti kita harus berusaha dengan maksimal..”.

Target jangkah pendek bagi Putri ke 2 pasangan Amir Hamzah dan Nelly Hariyanti yang merupakan guru kelas SDN 2 Desa Teluk Kijjng ini, dengan bangga jika nanti ia mampu lulus tepat waktu dengan IPK maksimal.

Miliki cita cita jika suatu saat nanti akan memiliki usaha sendiri dan selalu membanggakan orang tua”, ucapnya.

“.. Dapat mengikuti kuliah dengan baik, selalu dapat hidup mandiri tanpa tergantung dengan orang lain”, adalah pesan sang Ibu ia tetap ingat sebagai patokan dalam melangkah.

Tak terhitung lagi ucapan sang ibu biar putri nya ini menjadi kebanggaan keluarga, namun kata kata, ”
Jangan mudah menyerah, lakukan sesuatu dengan ikhlas tanpa paksaan dan selalu berbuat baiklah kepada orang lain” , sepertinya selalu menjadi cermin hidup ia jadikan pakaian dalam pergaulan di kampus dan organisasi.

Dan itu berbuah kuatnya dia melalui serangkaian fase dan tahapan dalam kontes pegiat pertanian ini.

Dia juga tak ragu jika tes tertulis dan tes wawancara dia lalui dengan begitu saja lalu evaluasi bakat dan talenta membuktikan kebiasaan jadi Master Cermony (MC ) cukup mampu tambah added value menghantarkan nya pada posisi finalis.

Dengan bangga ia berucap jika Karantina membuka pikiran dan wawasan nya lebih lebar lagi, menjadi duta pertanian sebenarnya, “kita harus dijejal dengan banyak hal mengenai program pemerintah khusus nya pertanian yang selama ini minim sekali ia ketahui” bagi Juara 3 melukis diatas kaca tingkat pelajar se Sumsel ini.

Gadis yang sebenarnya menyukai dunia arsitek ini juga menambahkan bahwa teknik Public speaking dan Self Confident (kepercayaan diri) juga paling ditekankan pada calon duta pertanian”, tuturnya.

“Alhamdulillah rasa rasa nya perasaan demam panggung itu sudah gak ada lagi.” seraya bercanda. ” Kepercayaan diri saya nambah mas.”, singkatnya. (Mr.syah)

Apa 3 kata mengenai diri Winda terkhusus terkait kompetisi ini?

Aku Harus Bisa

Bagaimana kamu mengartikan bahagia?

Ya Bahagia itu ketika orang tua saya bangga dengan pencapaian saya dapat simpel kok

Bagaiman Winda melihat peserta lain yang tentunya pesaing dalam kontestasi ini?

Saya melihat kelebihan mereka, rasa nya mereka lebih beepengalaman, tapi lantas tak buat semangat saya jadi surut, kan penilaian itu sifatnya objektif..

Jika kita berhitung andai saja hal terpahit yang harus Winda telan adalah tidak menang, apakah nanti akan kapok dengan ajang ajang serupa kedepannya?

Saya sudah terbiasa menelan rasa pahit yang dimaksud mas…

seperti saya utarakan diatas, dengan menjadi Yatim itu takdir, Hal sama jika saya gagal toh masih bisa kan kita perbaiki diri..

Poin mana saya harus belajar lagi…

Apakah itu namanya kamu pantas disebut siap kalah dan siap menang?

kenapa juga itu ditanyakan, Ya siap lah…!

Lantas Sebaliknya jika Winda menang siap mengemban seorang Duta Pertanian Sumsel?

Siap, Saya akan mengemban amanah dan apa apa saja yang menjadi tugas Duta pertanian Sumsel lumbang pangan Nasional. (Mr.syah)