2022, Muara Enim-Palembang Cuma 1,5 Jam

News
Muara Enim-Lubuk Linggau , Tol  Muara Enim - Indralaya

Muara Enim, lamanqu.id –  Kabupaten Muara Enim resmi dibangun dua ruas tol baru menghubungankan Muara Enim-Indralaya dan Muara Enim-Lubuk Linggau yang tergabung dalam proyek jalan tol Trans Sumatera. Selasa (9/4).

Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi dan Menteri PUPR RI Basuki Hadi Mulyono, Anggota DPR RI Fraksi Demokrat Wahyu Sanjaya, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, dan Bupati Muara Enim Ahmad Yani menyaksikan Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Ruas Jalan Tol  Muara Enim – Indralaya dan Muara Enim-Lubuk Linggau oleh PT Hutama Karya (Persero) dan Badan Pelaksana Jalan Tol (BPJT).

Acara penandatanganan PPJT Tol Muara Enim-Indralaya dan Muara Enim- Lubuk Linggau digelar di Simpang Kepur Transad Kota Muara Enim juga dihadiri, para kepala OPD, Badan, unsur muspida serta Camat dan Kepala Desa (Kades) se-Kabupaten Muara Enim.

Bupati Muara Enim Ir H Ahmad Yani mengatakan Kabupaten Muara Enim akhirnya resmi menjadi wilayah dibangunnya dua ruas tol baru diwilayah Provinsi Sumatera Selatan dalam mega proyek trans Sumatera.

“Tol akan dibangun melintas dari Indralaya menuju ke Muara Enim dengan panjang lintasan 119 kilometer. Kemudian dilanjutkan dari Muara Enim ke Lubuklinggau sepanjang 114,5 kilometer,” kata Bupati.

Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Bintang Perbowo mengatakan Tol akan melintas dari Indralaya menuju ke Muara Enim dengan panjang lintasan 119 kilometer. Kemudian dilanjutkan dari Muara Enim ke Lubuklinggau sepanjang 114,5 kilometer dan Lubuklinggau ke Bengkulu sepanjang 95,8 kilometer.

“Total panjang tol ini 329,3 kilometer. Perkiraan sementara butuh investasi sekitar Rp85,5 triliun, diluar pembebasan lahan. Untuk tol ini masa konsesi sekitar 40 tahun,”

Untuk pengerjaan tol sendiri akan dimulai dengan pembebasan lahan. Diakui Bintang, pihaknya sudah melakukan pencatatan dan pendataan atas lahan yang akan dipakai untuk tol ini. Hanya saja pihaknya masih menunggu pemerintah daerah setempat untuk penetapan papan lokasi pengerjaan tol.

“Kami meminta bantuan pemerintah daerah, terutama Gubernur Sumsel dan Gubernur Bengkulu. Juga kepada Bupati dan Walikota untuk membantu mempermudah dalam pembebasan lahan ini. Untuk anggaran pembebasan lahan sendiri, kami belum bisa kalkulasi karena disesuaikan dengan pencatatan di lapangan sendiri,” kata Bintang.

Ia menerangkan, selama 2019 ini pihaknya akan fokus pada pembebasan lahan dan direncanakan pada Oktober 2019 akan dilakukan pengerjaan kontruksi.

“Targetnya pada 2023 secara keseluruhan tol Indralaya hingga ke Bengkulu akan selesai pengerjaan dan dapat difungsionalkan untuk masyarakat umum,”jelasnya.

Ketua Badan Pelaksana Jalan Tol, Danang Perikesit mengatakan, tol Muara Enim-Indralaya dan Muara Enim – Lubuk Linggau ini akan dibuka dan dimanfaatkan pada 2022 dimana butuh waktu 2 bulan setelah selesai dikerjakan.

“Saat ini untuk menuju ke sini (Muara Enim), dari Palembang butuh waktu 4 jam. Jika nanti sudah selesai tolnya, insya allah waktu tempuh Palembang ke Muara Enim hanya 1,5 jam hingga 2 jam maksimalnya. Sementara dari Palembang ke Bengkulu butuh waktu sekitar 4 jam saja,” kata dia.

Ia mengakui untuk pengadaan tanah akan dimulai April 2019 ini. Khusus untuk Ruas Jalan Tol Muara Enim-Simpang Indralaya dan Ruas Jalan Tol Muara Enim-Lubuklinggau di Muara Enim, memiliki investasi senilai Rp47,9 triliun.

Ada 6 simpang susun dalam ruas jalan tol tersebut yakni simpang susun Indralaya, simpang susun Prabumulih, simpang susun Muara Enim, simpang susun Lahat, simpang susun Musi Rawas, dan simpang susun Lubuklinggau.

“Simpang susun ini akan menjadi lokasi baru pusat pertumbuhan ekonomi. Karenanya pemda harus bisa memanfaatkan lokasi ini,” kata dia.

Terkait dengan pengusahaan ruas jalan tol ini, tercatat masa konsensi oleh Hutama Karya selama 40 tahun sejak penerbitan surat kontruksi. Sementara untuk ekuitas atau modal Hutama Karya sebesar 70-80 persen dan hutang sebesar 30-20 persen.

“Artinya Hutama Karya harus bekerja keras untuk mengembangkan jaringan jalan. Untuk besarnya tarif tol ditetapkan Kementerian PU dan Pera, dimana penetapan pengoperasian tarif tol awal sesuaikan selama 2 tahun sesuai inflasi di daerah tersebut,” kata dia.

Diakui Danang, ruas jalan tol ini merupakan skala prioritas dimana dapat meningkatkan konektivitas dan arus logistik. “Di sektor pertanian, pertambangan, pariwisata pun dapat meningkat. Hasilnya, dapat mendorong program yang ada di Sumsel,” terang dia.

Gubernur Sumsel Herman Deru menuturkan, adanya ruas jalan tol ini merupakan hadiah untuk provinsi Sumatra Selatan. Sebab Presiden RI Joko Widodo menjadikan Sumsel sebagai lokasi proyek strategis nasional, dimana ruas jalan tol ini melintasi sejumlah kabupaten dan kota di Sumsel.

“Mimpi kita jadi kenyataan. Tidak terbayang sekalipun ada ruas tol menjadi pintu keluar masuknya ada di Muara Enim. Ini tentu karena perjuangan tidak dengan tiba-tiba. Kesiapan pemda, dipaparkan pula di kementerian dan BPJT, sehingga keinginan kita terwujud punya tol,” kata dia.

Diakuinya, untuk pembangunan jalan tol itu bukan hal yang sederhana karena cukup banyak kesiapan yang dilakukan banyak pihak. Bahkan penganggarannya pun cukup panjang dan berbelit.

“Proyek ini sebentar lagi kita mulai. Tapi jalan cepat kah atau jalan lambatkan tergantung dari masyarakat Muara Enim. Dari keselamatan pekerja, keamanan alat dalam pengerjaan hingga pembebasan lahan pun tergantung dari masyarakat kita sendiri,” terang Herman Deru.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, Basuki Hadi Muljono mengatakan, pengerjaan ruas jalan Tol Muara Enim-Simpang Indralaya dan ruas jalan Tol Muara Enim-Lubuklinggau di Muara Enim disegerakan karena banyak hal. Diantaranya, karena sejumlah ruas di Tol Trans Sumatra dari Bakaheuni hingga ke Palembang sudah hampir selesai.

“Insya Allah tol dari Bakaheuni hingga ke Palembang akan selesai pada Juni 2019 nanti. Karenanya demi memaksimalkan fungsi tol, akan dibangun di ruas siripnya yakni ke Palembang-Bengkulu.

Ini yang kami lakukan karena itu pengerjaannya harus disegerakan,” kata Basuki usai Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Jalan Tol Muara Enim-Simpang Indralaya dan Ruas Jalan Tol Muara Enim-Lubuklinggau di Muara Enim, Selasa (9/4).

Ia mengatakan, penandatanganan ruas jalan tol serupa sudah dilakukan untuk ruas jalan tol Lubuklinggau-Bengkulu. Menurutnya, pengerjaan ruas jalan tol di Lampung dapat menjadi contoh bagi pengerjaan jalan tol lainnya.

Meskipun jalan tol ini merupakan proyek strategis nasional namun hal ini sebagai upaya mendukung kesejahteraan masyarakat. “Kalau pembebasan lahan lancar, insya allah kontruksi akan cepat selesai. Kami ingin kita semua menjadi satu tim agar kesejahteraan rakyat meningkat,” terang dia.

Terkait dengan penetapan lokasi jalan tol, Basuki menerangkan agar pemda setempat dapat memberikan masukan dimana diharapkan agar jalan tol ini dapat menghubungkan ruas jalan dengan kawasan industri.

“Tidak ada gunanya tol itu lewat-lewat saja. Harus ada gunanya. Salah satunya dengan menghubungkan jalan tol dengan kawasan industri,” kata Basuki.