Kementan Akan Sulap 200 Ribu Hektar Rawa Tidur Sumsel Jadi Sawah Produktif

News
Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045 , Pertanian

Palembang, lamanqu.id – Rapat Koordinasi Program Selamatkan Rawa Sejehtarakan Petani (Serasi) Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045 Kementrian Pertanian Tahun Anggaran 2018 di Hotel Aryaduta Palembang, Kamis (6/12/2018).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, hari ini pihaknya mengirim keskavator besar 20 yang total nilai nya sekitar 60 miliar. “Disini ada 500 ribu hektar lahan rawa tidur, untuk tahap pertama 200 ribu hektar lahan tidur akan diproduktifkan. Jika program ini berhasil maka pendapatan petani naik menjadi Rp 12 triliun. Ini rencana besar, kami fokus karena ini perintah Presiden. Kami diperintahkan membangun Sumsel menjadi lumbung pangan nasional, ” ujarnya.

Amran menjelaskan, program ini menggunakan pertanian modern. Sehingga produksinya nanti naik menjadi 3 kali lipat. “Varietasnya baru bernana invari, sangat cocok ditanam di daerah rawa. Produksinya dalam satu hektar bisa menghasilkan 6 ton. Kita sudah uji cobakan, selain bertanam padi juga bisa diintegrasikan dengan memelihara ayam, ikan dan sayuran. Semuanya bibit unggul, ” bebernya.

Amran menjelaskan, irigasinya nanti akan menggunakan pompanisasi. Untuk kelembagaannya koperasi yang korporasikan. Namun petani memiliki saham 49 persen. “Untuk gabahnya 100 persen milik petani, ” ucapnya.

Lebih lanjut Amran menerangkan, satu koperasi memiliki 5.000 hektar. Untuk anggarannya satu hektar itu Rp 5.000.000 . Biayanya itu sharing, eskavator dibiayai pemerintah pusat, solar Bupati dan biaya operator oleh Gubernur. “Semuanya bertanggung jawab. Bantuan itu diberikan tahun pertama saja,” bebernya.

Dalam kesempatan ini, Amran berpesan kepada Kapolda dan Pangdam untuk ikut serta mengamankan program ini. “Program ini akan dikenal dunia. Tolong pak Kapolda dan Pangdam, dibantu pengamannya. Saya pastikan kalau program ini berhasil, kemiskinan di Sumsel turun jadi 7 persen,” paparnya.

Amran mengungkapkan, dulu ada jumlah mahasiswa pertanian Indonesia sedikit peminatnya. Karena petani identik miskin, bodoh. “Tapi sekarang itu keliru petani identik kaya, sukses. Saya titip ke Bupati Banyuasin minimal 150 ribu lahan rawa. Yang tidak serius tidak usah dikasih. Ini anggaran triliunan. Kalao program ini berhasil, negara ini sangat kuat. 500 ribu hektar rawa disini, kita bangunkan untuk petani, agar Sumsel jadi lumbung pangan Indonesia. Karena ketahanan pangan adalah ketahanan negara.Pemerintah bisa roboh kalau pangan goyah,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, alam Sumsel sangat subur tapi jika tidak dikelolah dengan komitmen akan sia sia. “Maka di kepemimpinan saya, Bupati dan Walikota harus meyakini penurunan kemiskinan, dengan adanya SDA bisa menekan kemiskinan secepat mungkin,” katanya.

Herman Deru bercerita waktu dilantik menjadi Bupati OKUT kemiskinan disana 17,5 persen. Namun setelah 4 tahun berjalan, dirinya bisa menurunkan angka kemiskinan diatas 8 persen. “Komitemen ini dibangun dari perda alih fungsi, komitmen ini harus dimulai dari pimpinan. Kita buat perda lahan alih fungsi. Tidak sembanarangan mengubah lahan pertanian menjadi perumahan. Bahkan DPR RI menjadikannya acuan jadi UU. Betapa penting semangat petani. Tanpa mereka apa artinya komitmen kita. Sumsel berkomitmen, menginisiasi daerah untuk membeli langsung beras petani. Berasnya kita ambil, kita berikan kepada pegawai. Artinya petani tidak diabaikan,” paparnya.

Herman Deru menjelaskan, Bapak Menteri Pertanian memberikan bantuan dana seluas 200 ribu hektar dan 10 ribu alsintan, ini kekuatan yang tidak ditandingi provinsi lain.

“Selama ini, kita kalah dengan Jabar, Jatim, Jateng, Sulawesi Selatan yang luasnya separuh dari mereka.Kita kembalikan citra kita. Begitu banyak kontribusi pusat, jika kota jadi penyangga pangan. Daerah yang memberikan sumbangsi menurunkan import. Kita mampu tapi tidak semua mau. Dengan dikembangkannya 200 ribu hektar lahan rawa ini, bisa memberikan sumbangsi Rp 12 triliun untu meningkatkan pendapatan petani . Sumsel tetap jadi jagoan pangan,” katanya.

Herman Deru mengungkapkan, pada 7 Juli tahun 2007 , Sumsel dicanangkan lumbung pangan nasional.

“Saya setuju inovasi di pertanian, ini bisa menekan angka kemiskinan. Nasional angka kemiskinan 9 persen, sedangkan Sumsel 13,10 persen. Bank Sumse Babel diresufel tujuannya satu untuk membiayai bidang pangan. Seluruh rawa itu, pencegahan karthutala dengan memproduktifkan lahan rawa. Sumsel harus kembali ke puncak kejaaannya menjadi lumbung pangan nasional,” pungkasnya.