Palembang, lamanqu.id- Globalisasi dan teknologi telah mendorong seleksi alami yang mengarah pada siapa terkuat lah yang mampu bertahan. Dengan kata lain Keberhasilan pasar akan dimiliki para pelaku pasar yang mampu menyesuaikan diri dengan permintaan pasar. Artinya pengetahuan tentang pola jual beli di masyarakat setidaknya menjadi tolak ukur dalam merencanakan strategi pasar baik itu pasar jasa maupun pasar barang.
Sebagai fakta banyak nya pelaku usaha yang gulung tikar akibat mengabaikan strategi pasar, dan hanya memaksakan pola pola conventional atau idealisme lama, ya berjualan ya dapat untung.
Yang terjadi dengan Imron 40 tahun awal buka warung manisan tahun 2006, secara letak lokasi Dia diuntungkan. Karena buka warung berada dipinggir jalan utama Inspektur Marzuki, Pakjo Palembang. Tapi bukan rahasia namanya keuntungnan Berdagang sembako maksimal keuntungan 10 persen saja.
Pun keuntungan segitu bagi Imron cukup melelahkan karena modal pas pasan, juga coba coba nyambi dengan jasa ganti oli plus tampal ban, tak juga mengangkat profit yang dia targetkan. Malah lebih tragis lagi bermunculan retail mini market yang merebak tumbuh di tiap sudut kampung hantam warung warung sejenis yang diusahakan Imron. Pasti nya Imron bukan satu nya terimah dampak ini, Imron Imron lain juga terpaksa telan pil pahit ini juga.
“Mungkin Allah berikan ilham pada saya waktu itu”, tutur Imron. “Saya dan istri cepat cepat ambil langkah, pelan pelan kami tinggalkan usaha jual sembako, kami mulai belajar hal yang baru dan tak kalah penting dicari orang”, kenang Imron. Suatu malam disela sela sibuk nya dia layani pelanggan yang sedang cari aksesoris hp di konter jualanya.
Dikatakan Imron dengan membuka konter perputaran uang dan omset per hari nya lebih besar dan lebih menjanjikan jika memang kita sudah mengetahui seluk beluk tentang bagaimana menjalankan usaha yang baru dia jalani semenjak 2016 ini.
“Ya pertama jenis provider yang bisa hasilkan untung lebih, jenis paket, penguasaan produk itu lah minimum kita harus faham”, beber Imron. “Sementara trend dimasyarakat kita biasanya cari yang promo”, lanjut Imron, “Nah komunikasi dengan para pihak provider ini tetap dijaga dengan baik”. ” Sehingga ketika kita ditanya dengan produk produk tertentu kita sudah harus faham”, jelas dia lagi.
Dalam memperluas dan diversifikasi barang jualan di konternya Imron juga menempatkan etalase aksesoris hp, semacam, cashing, charger, kabel data dan lain sebagainya.
Dengan memperoleh omset rata rata 5 juta per hari dengan keuntungan 10 sampai 20 persen dari konternya, Imron menyadari bahwa kunci berhasilnya usaha yang dia jalani ini adalah bagaimana membangun hubungan baik dengan para pelanggan.
“Biasanya para pelanggan itu banyak yang ingin diperlakukan khusus, misalnya memasang sim card pada ponsel, registrasi internet”, terang Imron. “Hal ini kan”, lanjut nya, “kita butuh kesabaran dan harus menjiwa bagaimana melayani pelanggan”. ” Ya jika mereka puas, mereka kan akan balik lagi ke kita, gitu”, imbuh dia.
Ditanya mengenai prinsip dalam melayani, kendala yang dia hadapi pada awal menyadari bahwa pelayanan itu adalah pintu terdepan dalam menjalankan usaha ini, Imron menuturkan, ” Bagi saya adalah diri saya pribadi mau ihklas menolong atau tidak”, soal untung atau rugi itu soal dagang”.
” Ya karena kita ada di dunia dagang, saya berkeyakinan berbuat baik pasti akan berbuah baik juga”, pungkasnya.(FN)