Penembakan Massal Terulang Lagi, Florida – As, Nyawa Melayang Dalam Hitungan Detik

News
Florida - As , Nyawa Melayang Dalam Hitungan Detik , Penembakan Massal

Palembang, lamanqu.id-Peristiwa mencekam kembali lagi di Florida-As, 26/8/18  dijelaskan (REUTERS, AFP) dan beritakan ulang The Straigt Times Singapore.

 

Seorang laki laki bersenjata tewaskan 2 orang tak bersalah dan lukai puluhan lainnya  pada video game tournament di se buah restaurant di Jacksonville, Florida,  dijelaskan polisi setempat pada media lokal. Dijelaskan, pelaku penembakan adalah David Katz, 24 th dari  Baltimore, Maryland.

 

Pemandangan  Katz  bunuh diri sangat jelas dari striming video yang ketangkap kameraman pada turnamen yang disiarkan langsung itu.

 

“Ini hari paling buruk dalam hidup saya … tapi saya sangat beruntung,” kata Gjoka dalam pesan di akun Twitternya.

 

Ia mengatakan insiden ini mengubah cara pandang dirinya tentang kehidupan.

 

“Nyawa bisa hilang hanya dalam hitungan detik,” kata Gjoka.

 

Ia menyelamatkan diri dan kemudian berlari menuju pusat kebugaran di dekat arena lomba.

 

Beberapa lainnya tak seberuntung Djoka. Mereka tewas dalam penembakan massal yang dilakukan seorang laki-laki berkulit putih di acara lomba video game.

 

“Sejumlah orang tewas di lokasi kejadian,” kata kepolisian Jacksonville.

 

Aparat keamanan meminta semua orang untuk menghindari lokasi penembakan.

 

Surat kabar The Miami Herald memberitakan empat orang tewas dan 11 lainnya luka-luka. Para korban luka tengah menjalani perawatan di rumah sakit.

 

Ia diduga bunuh diri setelah mengeluarkan tembakan.

 

Rekaman video di media sosial yang diambil dari siaran langsung lomba video game menunjukkan ada beberapa bunyi tembakan sebelum siaran langsung diputus.

 

Ini untuk kesekian kalinya terjadi insiden penembakan massal di Amerika Serikat.

 

Februari lalu, penembakan massal di satu sekolah di Parkland, Florida, menewaskan 17 siswa dan guru, 17 lainnya luka-luka.

 

Delaney Tarr, salah satu siswa di sekolah ini mengatakan, “Sekali lagi, hati saya hancur dan insiden ini membuat saya marah. Kita tak bisa menerima ini sebagai realitas.”

 

Beberapa siswa di sekolah ini mendirikan gerakan yang mendesak pemerintah membatasi kepemilikan senjata api. (JL)