Tema dan Karakter Lirik Ya Saman Representasi Kultur Palembang, Benarkah?

Opini
Kesenian Palembang , Lagu Daerah , Melayu , Palembang , Sumatera Selatan , Ya Saman

Reporter: Rahmat Septiawan | Editor: Arjeli SS

Palembang, lamanqu.id-Ramai diberitakan media Palembang Kamsul A.Harla, Penyanyi sekaligus pencipta lagu Ya Saman yang hingga saat ini tetap dihati pendengar nya alias masih digemari masyarakat, khususnya orang Palembang atau setidak nya pernah tinggal di Palembang dan mengerti Bahasa Palembang. Cerita lagu Ya Saman dipopularkan Kamsul A.Harla ini selalu berulang ulang diceritakan atau ditulis ulang dengan segala bentuk angle yang berbeda beda.

Beberapa hari yang lalu bertepatan dengan Malam Pemberian Anugerah kepada Tokoh Inspirasi Sriwijya 2018, Di Grand Zuri Hotel Palembang. Kamsul A.Harla sang penyanyi juga diundang dan menjadi pengisi acara untuk dendangkan lagu Ya Saman. Tentu lah sangat tepat karena nuansa malam itu berkumpulnya orang terbaik dari Palembang atau Sumsel yang tercatat sebagai tokoh atau ditokohkan dari daerah ini.

Dendang Ya Saman, liriknya yang sangat kental dengan karakter kedaerahan melayu Palembang. Tema yang trendy melankoli, mendayu irama melayu Delli memuji sosok gadis Palembang sebagai imagenasi seorang pendamba dan pemuja ulung. Dia, pemuda dalam lagu itu melukiskan kecantikan sosok gadis Palembang yang menawan sehingga dia habiskan waktu siang dan malam selalu teringat dan memikirkan bagaimana untuk memikat hati sang  gadis itu.

Ya Saman berkonotasi dua dalam hal ini, secara fungsi kata ini mungkin benar disepakati sebagai kata interjeksi, yaitu ungkapan emosional dalam diri seseorang ketika kaget atau terperanjat atas sensasi dari luar dirinya melalui sensor tatapan mata.

Interjeksi selalu muncul dari mulut seseorang ketika kaget, shock secara tiba tiba dan sangat mirip dengan ungkapan ketika seseorang mengalami kelataan. Sangat ekspresive mewakili watak karakter wong Palembang yang apa adanya tidak suka memendam sesuatu berkesan blak blakan.

Lebih dari itu emosional yang kedua dari konotasi ini ketika seseorang mengalami konflik dari dalam dirinya yang sedang mengalami blocked atau staknan tidak bisa keluar dari persoalan nya. Sama kan perwatakan dari lagu ini cukup lengkap menjadi representasi tabiat wong kito yang tidak suka plin plan walaupun terhadap dirinya dia juga mengerutu akan keadaannya.

Selanjutnya Sosok pemuda itu tegambarkan dengan potongan lirik “cari bini yang bebar benar setolokan” ambigui nya terjadi pada bagian ini. Ada dua  kesan tersirat pertama sang pemuda menutupi kekurangannya karena tidak mampu dan kesan kedua pemuda ini mengakui kekurangan nya, dan cuman memendam rasa.

Kisah yang identik pernah dilakoni semua orang, dan semua orang pasti pernah mengalami hal yang sama namun terbunuh rasa itu karena tidak punya keberanian. Karena sosok atau karakter pendambah adalah karakter dalam lirik lagu Ya Saman ini hidup di Palembang yang pandangan materialisme nya tetap terpelihara bagi para orang orang tua yang punya anak gadis. Para pemuda terkena sundulan dengan satire lagu ini, pernah menginginkan sesuatu tapi terhalangi keadaannya. Ibu ibu yang punya anak gadis hanya kena sundulan angin saja dari kritik ini.

Tidak terjadi dengan Kamsul sendiri Keinginannya malam itu merupakan momentum bagi dia. Dia harus mencapai tujuan nya yaitu menjadi perhatian bagi penyuka dan penikmat lagu nya ini.

Tampak sekali para hadirin, Kurang puas dengan hanya untuk mengikuti lirik lirik lagu,  seluruh audiens yang hadir pada malam itu, yang sebenarnya mereka  sudah sangat familiar dan hafal betul, cengkok, refrain pun dilahap habis. Emosi hentakan irama melayu nya juga menggiring denyut kaki kaki para hadirin untuk ikut bergoyang ditempat duduk nya masing masing. Audiens secara otomatis bergerak maju mundur pada ikut bergerak gerak. Dari mulut masing pun tanpa sadar ay ay ay ay Ya Saman. Usai acara tak sedikit para hadirin ajak sang penyanyi untuk selfie bareng. Para awak Media pun tak ketinggalan jepret bersama Bung Kamsul sang “Ya Saman”.