Gambo Muba, Produk Lokal Berdaya Saing Global

Ekobis
eco fashion , ekonomi kerakyatan , Gambo Muba , Getah gambir , industri tekstil , jumputan , limbah tekstil , petani gambir , Studio Hendro Dinoto

* Gambo Muba Perluas Pangsa Pasar ke Furniture
* Gambo Muba Perluas Pangsa Pasar ke Furniture

Sekayu, LamanQu.id – Meski produk Gambo Muba saat ini telah menjadi kebutuhan pecinta fashion bahkan menyasar hingga ke mancanegara, namun Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin bersama TP PKK yang dinahkodai Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA dan Thia Yufada Dodi Reza tidak berhenti bereksplorasi mengembangkan produk eco fashion tersebut yang kini tengah menjadi trend.

Terbukti, Jumat (15/8/2020) dalam upaya terus mengembangkan produk Gambo Muba, Pemkab Muba melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian bersama TP PKK Muba menjalin kerjasama dengan melakukan MoU bersama Studio Hendro Dinoto agar produk Gambo Muba terus berinovasi.

“Gambo Muba ini produk lokal yang di-handle langsung oleh pengerajin lokal asli Muba dan memiliki daya saing global. Oleh sebab itu, karena harus terus ada inovasi perlu ada pendampingan, dan Studio Hendro Dinata sangat tepat dalam hal ini,” ungkap Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin di sela Penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Dengan Studio Hendro Hadinata Tentang Pengembangan Produk Unggulan Gambo Muba Kegiatan Penyelenggaraan Pelaksanaan Dekranasda pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin.

Gambo Muba

Dodi menyebutkan, Gambo Muba adalah tekstil khas metode jumputan, diwarnai dengan dicelup getah gambir yang awalnya dianggap limbah dan dibuang percuma. Kini pasangan suami istri Dodi-Thia mampu mendorong perajin gambir dengan merubah limbah menjadi pewarna utama kain. Sebagai produk Eco fashion, Gambo Muba memakai 100 persen pewarna anti kimia.

“Ini juga menjawab isu international bahwa lebih dari 50 persen limbah kimia berasal dari limbah tekstil. Gambo Muba adalah aksi alternatif dan sumbangan Muba untuk dunia tekstil, produk ini tidak menghasilkan limbah kimia tetapi memanfaatkan limbah getah gambir sebagai pewarna alami Gambo Muba,” terangnya.

Lanjutnya, dengan kerjasama ini nantinya selain memaksimalkan pengembangan desain produk gambo Muba tetapi juga akan melakukan pembinaan kepada perajin Gambo Muba.

“Target kita tidak hanya produk saja, tapi perajin juga semakin berkembang dengan inovasi-inovasi yang didapat,” harapnya.

Dodi berpesan kepada Dinas Perkebunan, harus pastikan suplay bahan baku Gambo Muba ini harus terus menerus ada, karena kalau bahan baku habis untuk produksi akan terkendala juga. Jadi program replanting gambir untuk masyarakat petani gambir, mutlak harus terus ada.

Kemudian untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Muba, agar sebanyak mungkin melibatkan UMKM dan memberdayakan para penjumput perempuan di desa-desa, karena dengan demikian mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di tengah pandemi COVID-19 ini. Jadi kita nanti akan mendapat mata rantai yang memang baik dan juga bermanfaat bagi masyarakat.

Ketua TP PKK Muba, Thia Yufada menyebutkan kerjasama ini juga merambah pada protype desain dan aplikasi Gambo Muba pada produk interior, art decor, furniture dan arsitektur.

“Sebagaimana kita ketahui Gambo Muba telah memperluas pangsa pasar menjadi produk non fashion yakni menjadi bahan untuk kelengkapan furniture dan interior hotel, bahkan sudah beberapa hotel bintang lima di Jakarta yang memakai Gambo Muba sebagai kebutuhan interior,” bebernya.

Peraih Penghargaan Perempuan Hebat Indonesia 2019 ini optimis produk asli daerahnya ke depan dapat terus bersaing. Sehingga memang harus ada inovasi-inovasi kekinian yang terus berkembang.

“Sesuatu yang tidak berguna kami coba manfaatkan dengan maksimal supaya memiliki nilai tinggi dan menghasilkan sesuatu yang luar biasa, terutama untuk perkembangan industri tekstil,” ulasnya.

Thia menyebut Gambo Muba sebagai eco fashion yang mampu mengangkat ekonomi petani getah gambir lantaran dikerjakan oleh tangan-tangan terampil para ibu di desa. Hasilnya telah menambah penghasilan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan.

” Terpenting dalam pengembangan dan inovasinya Gambo Muba akan mengusung tiga pilar prinsip produksi yaitu yang pertama hanya menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan demi prinsip keberlangsungan dan kelestarian juga gambo Muba akan terus menggunakan limbah limbah, Gambo hanya akan memakai hal-hal yang berbahan dasar alami. Dan pilar ketiga Gambo Muba hanya diproduksi dari untuk dan bagi kesejahteraan masyarakat Musi Banyuasin yaitu keberpihakan pada ekonomi kerakyatan, jelasnya.

Dengan adanya kerjasama bersama Studio Hendro Hadinata ini kami sangat yakin Gambo Muba akan terus berkembang dan berinovasi baik di level nasional maupun internasional.

Founder Studio Hendro Hadinata, Hendro Hadinata menyebutkan, sejak melihat Gambo Muba dirinya tersadar ternyata begitu banyak hal baik di negara tercinta ini yang harus di kembangkan.

“Tahun kemarin kami berkesempatan mengikuti pameran di Tokyo, begitu banyak para desaigner dan arsitek dunia bicara, pada dasarnya semua desain akan kembali ke natural, kembali ke budaya kerajinan tangan kita sendiri,”ucapnya.

Lanjutnya, Nah ini Gambo Muba punya tradisi yang kuat dan harus kita kembangkan, jangan hanya stop di dunia fasion saja. Tentu wastra ini dapat dimasukan dalam produk interior dan dekoratif. Beberapa contoh yang sudah kita kembangkan, seperti pada kain sofa, sehingga projek di sebuah hotel bahkan presidensial bisa digunakan.

“Kami sudah mencoba pewarna alami getah gambir ini pada sebuah kayu alami putih polos, ternyata pewarna getah gambo ini bisa mengubah warna lebih indah, nah ini ketika diaplikasikan pada interior bisa jadi se modern seperti ini, maka dari itu kami optimis produk Gambo Muba mampu menjadi trend furniture berdaya saing global,”pungkasnya.