Dosen UTP Cari Solusi Olahan Jagung Petani

News

* Gelar Pengabdian Masyarakat

Palembang, LamanQu.id – Kelompok petani jagung di Kecamatan Sematang Borang, Palembang, mengalami kendala saat memasuki panen jagung. Kendala yang dihadapi dari sisi inovasi pengolahan jagung, agar memiliki nilai jual, sekaligus menambah pemasukan bagi para petani.

Kesulitan ini terlihat saat rombongan
dosen Universitas Tridinanti Palembang (UTP) menggelar pengabdian kepada masyarakat kepada kelompok tani di Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Sematang Borang, Sabtu (18/7/2020). Pengabdian ini, juga berbarengan dengan panen jagung jenis jagung ketan dan jagung batik.

Pengabdian ini diikuti Anggota Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UTP sekaligus Ketua Panitia Kuliah Kerja Nyata (KKN) Muhni Pamuji, ST, MM, Dosen Fakultas Ekonomi UTP Dr M Ima Andriyani, SE, MSi, Sasiska Rani, SE, MSi, Nuri Annisa Fitri, SE, MSi. Serta dosen Fakultas Teknik UTP Dina Fitria, ST, MT.

Tris Setiawan, STTP, MSi, Camat Sematang Borang menyambut baik kegiatan pengabdian masyarakat di wilayah Kecamatan Sematang Borang. Diharapkan dengan kehadiran LPPM UTP dan rombongan dosen, dapat membantu perkembangan kelompok petani di wilayah Sematang Borang.

“Kami berharap dosen UTP dapat mencari inovasi dan terobosan agar panen jagung yang dihasilkan petani bisa diolah menjadi sebuah produk sehingga bisa dijual oleh petani. Selama ini, petani hanya menjual jagung tersebut secara utuh,” katanya.

Lurah Sukamulya Indi Suhanto, SH, mengharapkan kehadiran dosen UTP dapat membantu ide terbaru untuk perkembangan wilayah Sematang Borang.

Sementara itu, Ketua LPPM UTP Prof H Hazairin Samaulah, MEng, Phd, kegiatan pengabdian masyarakat mereka agenda rutin yang dilakukan dalam rangka mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kali ini, pengabdian masyarakat di Kecamatan Sematang Borang, akan dibarengi dengan pelaksanaan KKN mahasiswa angkatan ke-29.

“Jadi pelaksanaan pengabdian masyarakat dilakukan di kelompok petani jagung, di mana dosen akan ikut membantu mencari inovasi, agar jagung yang diproduksi bisa diolah menjadi produk yang kreatif. Selanjutnya, mahasiswa juga akan melakukan KKN di sini, sehingga KKN mahasiswa dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” jelas Prof Hazairin.

Ketua Panitia KKN UTP Muhni Pamuji, ST, MM, menambahkan, KKN bertujuan membantu mahasiswa berpikir dan bekerja secara interdispliner, sehingga dapat mendalami dan menghayati ilmu, teknologi dan seni.

“Sehingga dapat melatih pengalaman bekerja mahasiswa dalam menelaah, merumuskan dan memecahkan masalah secara langsung,” beber Muhni.

Dosen Fakultas Ekonomi UTP Dr M Ima Andriyani, SE, MSi, mengatakan, dalam pertemuan tersebut perangkat pemerintah setempat meminta kepada mereka untuk mencari inovasi baru dalam mengolah jagung menjadi berbagai jenis produk, sehingga penjualan lebih variatif dan tidak hanya menjual jagungnya saja.

“Jadi Pak Camat meminta kami mencari teknologi baru agar jagung yang sudah panen bisa diolah sehingga memiliki nilai ekonomis dan menjadi tambahan pemasukan bagi para petani,” kata Ima Andriyani.

Menurut dia, selama ini petani hanya menjual buah jagung kepada pedagang jagung gelondongan. Untuk harga jagung ketan dijual Rp15 ribu per kilogram dan jagung batik Rp12 ribu per kilogram.

“Intinya harus ada inovasi untuk mengolah jagung tersebut, misalnya diolah menjadi produk makanan, sehingga semua bagian dari buah jagung yang diproduksi bisa dijual oleh petani,” tegas Ima Andriyani. (Yanti)