HD Gelontorkan Rp 45 Miliar ke 10 Kabupaten

News
Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru

* Apel Siaga Siaga di Tengah Kebun Raya

Palembang, LamanQu.id – Gubernur Sumsel H Herman Deru terus menunjukkan perhatiannya dalam menangani dan mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel.

Tahun 2020 ini, Herman Deru Menggelontorkan dana APBD sebesar Rp 45 Miliar untuk mencegah karhutlah kepada 10 kabupaten yang kerap terjadi karhutla

Ia juga menginstruksikan agar kabupaten yang berpotensi karhutla untuk membentuk satuan tugas dan menyiapkan peralatan sebagai upaya penanggulangan.

“Baru tahun ini pemprov Sumsel memberikan bantuan senilai Rp 45 milyar untuk kabupaten terdampak guna membeli alat yang tidak habis pakai,” kata HD, usai menjadi Irup Apel Kesiapsiagaan Personil dan Peralatan Penanggulangan Karhutlah Provinsi Sumsel di di Lapangan Kebun Raya Sriwijaya Kabupaten Ogan Ilir, Selasa (30/6).

Dimana 10 kabupaten yang mendapatkan bantuan anggaran penanggulangan karhutla tersebut yakni, Kabupaten Ogan Ilir, Banyuasin, Pali, Muba, OKI, OKUT, Muratara, Muara Enim, Musi Rawas, OKUS.

“Besaran anggaran yang diberikan untuk tiap kabupaten tersebut jelas berbeda. Itu akan ditentukan dari luas lahan di kabupaten tersebut,” paparnya.

Tidak hanya itu, dia menyebut juga ada emapat kabupaten yang diberikan layar informasi indeks standar pencemaran udara (ispu).

“Ada empat kabupaten yang mendapatkab layar informasi ispu tersebut. Dengan begitu bupati maupun masyarakatnya bisa tahu kondisi indeks pencemaran udaranya berapa,” tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Pemprov Sumsel juga saat ini mendorong perusahaan khususnya di bidang perkebunan untuk turut membantu dalam penanggulangan karhutla yang terjadi setiap tahun ini.

“Bukan hanya bantuan moril kepada masyarakat. Kita juga mewajibkan perusahaan tersebut dalam hal penanganan. Dan ini dibuktikan oleh perusahaan tersebut salah satunya bantuan helikopter untuk memonitor lahan-lahan yang rawan terbakar. Karhutlah ini juga ditentukan oleh curah hujan. Jika curah hujan rendah maka potensi karhutlah cukup tinggi, begitupun sebaliknya. Sebab itu kita butuh pengawasan bersama,” jelasnya.

Disinggung soal kemungkinan bertambahnya bantu anggaran dari Pemprov Sumsel ke kabupaten rawan karhutla, HD dengan optimis mengiyakannya.

“Apalagi ini pertama kali, tentu penambahan bantuan sangat memungkinkan. Mungkin tahun ini anggaran tersebut tidak cukup, tapi jika kinerja mereka terlihat tentu bantuan ini akan bertambah,” bebernya.

Terlebih, selain bantuan anggaran Rp 45 miliar untuk kabupaten, Pemprov Sumsel sendiri masih memiliki anggaran lebih dari Rp 100 milkar yang diperuntukkan untuk penanggulangan karhutlah.

“Provinsi memiliki anggaran itu, jumlahnya sekitar Rp 100 miliar. Tentu itu digunakan untuk penanggulangan karhutlah ini,” imbuhnya.

Dengan bantuan anggaran tersebut dia berharap, Sumsel dapat terbebas dari karhutlah yang selalu menjadi ancaman setiap tahunnya.

“Namun ini juga harus ada peran dari masyarakat. Sejauh ini kesadaran masyarakat untuk tidak membuka lahan secara ilegal dengan cara membakar sudah cukup tinggi. Kalau pun nantinya masyarakt ingin membuka lahan baru bisa berkomunikasi dengan Gapoktan yang telah dibentuk untuk selanjutnya dikomunikasikan kepada Dinas Pertanian untuk peminjaman alat membuka lahan baru seperti eskavator. Dengan kerjasama demikian maka kami yakin karhutlah tidak akan terjadi lagi,” timpalnya.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan di Halaman Griya Agung, Apel Kesiapsiagaan Personil dan Peralatan Penanggulangan Karhutla Provinsi Sumsel kali ini dipusatkan di Lapangan Kebun Raya Sriwijaya Kabupaten Ogan Ilir.

Sementara itu, Wakil Bupati OKI HM Djakfar Shodiq mengapresiasi langkah yang dilakukan Gubernur Sumsel dengan memberikan bantuan penanggulangan karhutlah. Dimana kabupaten OKI yang memiliki lahan yang berpotensi terbakar paling luas sangat membutuhkan bantuan itu.

“OKI mendapatkan bantuan Rp 8 milyar karena pak Gubernur tahu betul OKI ini memiliki wilayah paling luas,” katanya.

Menurutnya, bantuan tersebut salah satunya akan diperuntukan untuk pengadaan alat baru dalam penanggulangan karhutlah.

“Yang jelas utamanya untuk peralatan dan sarana prasarana. Saat inu kami telah membentuk satuan tugas dibeberapa desa yang dinilai luas dan rawan karhutlah. Seperti di Desa Cengal, Tulung Selapan, Pampangan, Pedamaran dan Mesuji,” pungkasnya.

Sedangkan, Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Irwan menilai langkah dan kebijakan Gubernur Herman Deru dengan memberikan bantuan tersebut merupakan bentuk keseriusan kepala dalam menyikapi persoalan karhutlah.

Sebab itu, sebagai institusi yang terlibat dalam penanggulangan karhutlah di Sumsel, pihaknya menurunkan sedikitnya 1000 personel untuj melakukan pencegahan, pengawasan di titik-titik rawan karhutlah.

“Tentu ini langkah serius dari Gubernur dan haru didukung penuh. Karena itu, kita pun sudah siapkan seribu personil untuk pengawasan dan penanggulangan. Kalau kurang, kita tambah lagi. Tapi intinya kita sudah menyiapkan. Terlebih kita juga sudah membentuk subsatgas di kabupaten/kota, dan ini tinggal berjalan saja,” tuturnya.

Senada dengan itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri mengatakan Karhutla ini sudah setiap tahunnya terjadi. Maka itu dalam menanggulanginya dibutukan edukasi serta ajakan secara masif ke masyarakat agar tidak membuka lahan secara ilegal.

“Beberapa hari kamarin saya sudah mengecek kekuatan personil dan ketersedian peralatan untuk digunakan Karhutla namun alat ini sebagai konsep terakhir dengan harapan karhutlah tidak terjadi tahun ini,” katanya.

“Pencegahan ini kita bisa lakukan secara bersama. Kami juga sudah menyebarkan maklumat kepada masyarakat tentang dampak dan bahayanya Karhutla. Bahkan kami juga sudah membentuk relawan peduli karhutla,” papar Kapolda.

Untuk diketahui, apel akbar yang diikuti ribuan personil gabungan mulai dari TNI, Polri, Satpol PP, Pemadam Kebakaran, dan pihak lainnya tersebut yang digelar di Kebun Raya Sriwijaya tersebut merupakan simbol dari keseriusan dan kesiapan pemerintah dalam penanggulangan karhutlah di Sumsel baik kesiapan personil maupun peralatan yang akan digunakan. (Rlq)