Saya Jauh dari Keluarga, Dijauhi Lingkungan

Kesehatan
Covid-19 , RSUD Sekayu

* Cerita dr. Fadel Fajri Tangani Pasien Covid-19

Palembang, LamanQu.id – Pandemi Covid 19 yang saat ini melanda dunia termasuk Indonesia meninggalkan banyak cerita sedih selain untuk keluarga pasien ternyata juga dialami oleh tim medis yang menangani pasien covid 19 sebagai gugus terdepan salah satunya yang dialami salah seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Bari kota Palembang.

dr Fadel Fajri salah satunya yang bertugas sebagai tim medis yang menangangi pasien covid 19 , yang saat ditemui media ini, Sabtu (20/06/2020).

Sejak ditunjuk sebagai dokter yang menangani pasien covid 19 ia mengaku banyak mendapat pengalaman pribadi dan pastinya akan dikenang seumur hidup.

Meski dibilang sudah terlatih, dan puluhan tahun melakoni profesi ini namun pengaruh dari pemberitaan akan banyak nya korban yang berjatuhan atas ganas nya Covid 19 ini, kegetiran itu tak bisa juga ia pendam terkhusus saat awal pertama kali ditugaskan menangani pasien yang dinyatakan positif.

dr Fadel pun kemudian menceritakan pengalaman nya ketika menghadapi keluarga pasien yang terkadang tidak menerima bahwa anggota keluarganya dinyatakan positif.

Tidak sampai disitu Fadel juga menambahkan suka duka menjadi dokter khusus covid 19 terutama perubahan drastis hubungan antara keluarga dirumah.

” Semenjak menjadi dokter khusus covid 19 ternyata membawa banyak dampak besar dalam kehidupan keluarga saya secara pribadi terutama waktu pertemuan yang sudah pasti sangat kurang,” ucapnya.

“Karena, sambungnya, “setelah menjalankan tugas kan wajib melakukan isolasi mandiri selama 28 hari, bayangkan saja sudah lama tidak bertemu keluarga ditambah harus isolasi mandiri selama itu, walau isolasi mandiri bisa dilakukan dirumah namun banyak tenaga medis covid 19 yang memilih melakukan isolasi dirumah sakit atau menginap yang jauh dari banyak orang, itu semua menunjukkan kami menjaga keselamatan keluarga dan orang banyak”, jelas Fadel

Fadel menambahkan, Tidak sampai disitu pengorbanan yang harus kami lakukan, setelah selesai melakukan isolasi mandiri pun kami harus menghadapi pemandangan menakutkan dari masyarakat tempat kami tinggal, contohnya saja bahwa ada pandangan negatif akan tertular jika melakukan komunikasi dengan kami tim medis covid 19, ungkapnya

Fadel juga menjelaskan Secara ekonomi gugus tugas covid 19 kami pun terdampak, sekarang banyak dokter yang dilarang membuka praktek jika menjadi tugas covid 19, dan sebenarnya cukup membebani kami namun itu sudah menjadi sumpah untuk menyelamatkan sebagai tenaga medis, ungkapnya

Ketika ditanya soal insentif yang dijanjikan pemerintah baik pusat ataupun daerah untuk tenaga medis yang menangani covid 19, Fadel menjawab, Kami hanya menjalankan kewajiban tugas sebagai tenaga medis, dan tidak memikirkan insentif tersebut memang sampai saat ini kami belum menerima insentif apapun dari pemerintah, tapi kami coba berpikir positif mungkin masih dianggarkan pemerintah, dan semuanya kami serahkan sepenuhnya ke manajemen rumah sakit, tugas kami menolong, merawat dan berusaha menyembuhkan penyakit, ucap Fadel

Diharapkan Fadel jangan ada diskriminasi dari pihak manapun karena menjalankan tugas.

” Kami sebagai tenaga medis covid 19 meminta kepada seluruh pihak untuk tidak diskriminasi akibat menjalankan tugas, kami butuh dukungan, kami butuh kasih sayang karena kami pertaruhkan kehidupan kami untuk pasien dan masyarakat” tutup Fadel (Irfan)