Tak Meredup Semangat Petani Meski Corona Mengancam

News

 

Petani Desa Tanjung Raya Siap Panen ditengah Corona Mewabah

Muaradua, lamanqu.id–Maraknya isu covid -19 yang mendera Bangsa Bangsa di dunia hingga bangsa Indonesia mengakibat kan sektor ekonomi menjadi terseok seok, sebab para pelaku usaha kecil hingga perusahaan berskala besar pun tak berani beroperasi dan merumahkan karyawan secara besar besaran.

Para nelayan di sebagian tempat melaut seadanya hanya untuk kebutuhan lokal, sebab pasar ekspor tak berdaya. Rumah makan banyak tutup masyarakat tak berani keluar menyusul physical distancing di beberapa wilayah, hingga semua tiarap takut meregang akan terpapar nya virus yang kian banyak makan korban ini.

Kendati demikian, yang masih tampak tak meredup itu adalah sektor pertanian dan perkebunan rakyat yang tak pernah tersentuh apalagi dijamah kapitalis dan industrilisasi.

Betapa Dahsyat Hantaman Virus Corona ini, maka Betapah besar nya juga pelajaran sebenarnya jika kita semua mau mempertimbangkan dengan sungguh sungguh sektor ekonomi pertanian rakyat lah yang tetap diberkahi.

Mungkin atas tingginya jua penghargaan para petani dapat menjaga keseimbangan alam serta menempatkan nilai lumpur dan peluh untuk merawat tanaman hingga berbuah dan panen.

Nun jauh dari kerumunan para petani Oku Selatan tepatnya di Desa Tanjung Raya tetap optimis menjalan kan keseharianya untuk memenuhi kebutuhan keluarga menata dan menatap masa depan. Wajar saja ini sebagai bentuk tanggung jawab selaku kepala keluarga dan itu terus berlangsung turun temurun kepada sawah dan lumpur yang didalamnya peluh kami menetes dan berbuah ‘bernas’.

Apalagi di saat ini sedang tibanya panen raya padi sawah tentu harus semaksimal mungkin membuat persiapan mengingat cuaca yang sekarang ini musim hujan, kwalitas buah padi, hasil panen dan penyimpanan harus tertata ini lah bekal yang diandalkan sampai menyambung rotasi tanam berikutnya. Tak ada beban terbersit berat pun terasa sebab rutinitas ini terus berlangsung.

Salah satu warga Tanjung raya, Zakaria (58) salah seorang petani yang sedang memanen di tengah menguning padi di lahan sawahnya saat dihampiri awak media LamanQu menuturkan, panen ini tidak bisa menunggu sampai redanya isu isu corona ini.

Dia mengungkapkan kekhawatiran nya bahwa buah padinya yang sudah berminggu minggu ini menguning dan jika dibiarkan, lama ke lamaan akan runtuh dari tingkilnya.

“Itu kan jadi sia sia saja kerja kita mas,” ketus nya.

“Dengan Bismillah kami panen saja, paparnya. Apa lagi musim hujan ini di tiap sore harinya di desanya ini selalu turun hujan, dia terangkan.

“jika kita tak pandai atur irama panen lalu menjemur maka dampak pada gabah akan tumbuh jamur, kwalitas menurun harga juga turun,” kata Zakaria.

“Apalagi yang saya dengar dari PPL Pak Popo tak melarang jika ke sawah, asal kita ikuti imbauan itu,” tambahnya saat ditanya soal imbauan Pemda Oku Selatan terkait isu Covid 19.

Sama halnya yang disampaikan Mas Bro(47) selaku buruh tani Desa Tanjung Raya, “jaman sak iki rak kerjo rak mangan, ojo di kerungu ke omongan wong liyo sing gak enek tanggung jawab e mongko rak memumet endas e.urusan corona enteni pemerintah nyelesai ke,” tandas Bro, dengan bahasa daerah nya.

Begitu lah semangat yang muncul dalam diri Bro karena baginya keadaan ini sudah diatur dan ada peran masing masing dia percaya pemerintah bakal berbuat lebih untuk rakyat nya.

Berbeda dengan Kepala desa Tanjung raya Ahner(43) berharap warga petani tetap beraktifitas atas imbauan Bupati selaku ketua gugus tugas percepatan penanganan covid 19 Oku Selatan.

“Asal saja semua tetap patuh pada imbauan pemerintah menjaga itu lebih baik dari pada mengobati,” (tisna)