Terus Berjuang Agar Lebih Baik, Biografi Dr. Lur Bahrul Ilmi Yakup, SH.,M.H

Tokoh
Bahrul Ilmi Yakup , Biografi Dr. Lur Bahrul Ilmi Yakup

lamanqu.id – Dr. Lur Bahrul Ilmi Yakup, SH.,M.H. lahir di Bingin Teluk, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan. Meski berasal dari keluarga yang cukup, namun kehidupannya semasa kecil terbilang sederhana. Karena sejak kecil, kedua orangtuanya telah membiasakan kehidupan yang disiplin dan serba teratur.

Menjadi seorang pengacara sukses seperti sekarang ini, sebelumnya tak pernah ada di dalam bayangannya. Melalang lintang sebagai praktisi hukum bukan hal yang baru yang dia lakoni.

Selesaikan Sarjana Strata 1 pada tahun 1990 kala itu merupakan pencapaian melelahkan bagi Bahrul remaja, setelah berjibaku dengan buku, tugas tugas kuliah serta falsafah hukum dasar. Dia selanjutnya harus buktikan tanggung jawab ilmu nya secara langsung bagaimana persoalan hukum menimpah masyarakat harus ditegakan.

Dia juga harus melangkah tidak dengan latah tetapi tetap mengalami bagaimana rasa tertatih karena Strata Satu belum cukup apa apa bagi dia tanpa mengantongi izin profesi beracara di pengadilan.

Bukan juga godaan kuat namun sempat buat dia sedikit gamang akan pilihan karir, selesai kuliah kerja menjadi PNS, kerja pada perusahaan swasta atau di BUMN tidak begitu mengencangkan urat syarap dengan literature hukum dan pasal pasal KUHP dan KUHPidana.

Namun menjadi penegak atau
pembelah hukum adalah dorongan dendam masa kecil ketika dia merasa kan mati lemas ketika saksikan hukum diperjualbelikan, hukum membabi buta dan hukum kalang kabut tak bermata hati pada keadilan.

Dia, Bahrul remaja dilantik menjadi pengacara oleh Pengadilan Tinggi kala itu pada tahun 1992. Sedikit merasa legah naluri pembelah nya dapat dia jatuhkan pada profesi Advocate.

Suarakan dan perjuangkan orang lain terbentur hukum tak cukup berkesudahan bagi dia sebatas persidangan dan pembelaan hukum semata kala itu.

Dia mau juga abdikan kemampuan pada in depth investigasi nya dengan coretan mata pena sebagai penyambung suara suara akar rumput, orang orang terjepit dan terhimpit dengan sebutan sebagai Pewarta.

Miliki kemampuan itu juga sebagai seorang praktisi sekaligus akademisi, dia tuangkan segala kemampuan logis hukum nya, rasa humanis nya dalam coretan emosional analisa dan penegakan hukum pada sederetan koran nasional dan lokal sebagai seorang kolumnis.

Dia juga tak menyianyiakan waktu belajar ketika masa sekolah ternyata berbuah kepandaian Bahasa Inggris maka dengan kemampuan dia dilirik The Jakarta Post dan melanggeng masuk dalam kantor pengacara dan konsultan hukum internasional.

Sesekali disela sibuk nya dengan padat agenda, dia masih mau meluangkan waktu nya sekedar berbagi dan menelurkan kembali ide ide cemerlang pada seminar seminar hukum baik itu tingkat nasional maupun internasional.

Dimata teman teman Lulusan Paska Sarjana Unsri 2008 dan Doctoral Degree 2018 ini adalah seorang pejuang yang tangguh tapi tetap meluangkan waktu sekedar silahturahmi ngopi bareng.

Bagi para mahasiswa nya Pak dosen Bahrul merupakan tauladan selalu beri kritik, sumber panutan inspirasi kerja keras selalu dia tanamkan kepada calon calon sarjana ataupun master master hukum.

Begitu juga teman teman nya dikalangan para dosen kampus baik itu Pasca Sarjana Unsri, IAIN Raden Fattah maupun Universitas Jayabaya Pak Bahrul orang yang selalu tajam berteori, lugas bernarasi kerja keras serta luwes tak tampak kekakuan.

Berprinsip apa adanya ini lah, maksud nya ada penampakan leadership yang kuat terbukti beberapa organisasi dia tukangi baik itu organisasi profesi maupun organisasi massa diantaranya adalah:

Ketua Asosiasi Advokat Konstitusi (AAK), Wakil Ketua Bidang Pendidikan Dewan Pimpinan NasionalPerhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), Ketua DPC Asosiasi Advokat Indonesia Cabang Palembang, Sekretaris DPC Peradi Cabang Palembang 2008-2012., Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, (ICMI) Orwil Sumsel 206-2021, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Hukum Unsri.

Terakhir ada secuil goresan sederhana bernuansa ajakan kebaikan bagi semua, bagi diri sang Bahrul. Tak ada kata lemah dan lemas, puas dengan keadaan sesaat atau gentar dengan tantangan maka dia rangkum dalam motto hidup “Terus Berjuang Agar Lebih Baik”.