Hyundai Unjuk Keberanian, Angka Fantastis Rp 14 Triliun Disiapkan Bangun Pabrik Mobil Listrik Di Indonesia

Otomotif
Dunia Otomotif , Hyundai , mobil listrik , Pabrik Mobil Listrik , Rp 14 Triliun Bangun pabrik mobil listrik

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kabar itu dia dapat setelah berbicara dengan petinggi Hyundai, di Korea Selatan.

“Angka pastinya belum tanya. Tapi dia (Hyundai) bilang US$ 1 miliar, sekitar itu. Saya tanya sambil makan berapa kau punya investasi, saya bawa US$ 1 billion, bisa lebih tergantung kapasitas,” papar Luhut, di kantornya, Jakarta (14/1), seperti dikutip Liputan6.com.

Luhut mengatakan, pabrik mobil listrik itu diarahkan untuk dibangun di kawasan industri Bekasi-Karawang-Purwakarta. Dengan adanya mobil listrik, nantinya industri bakal terintegrasi dari hulu hingga hilir. Jika Hyundai mengambil lokasi di sekitar tiga pilihan itu, maka pengiriman lebih mudah. Pasalnya lokasi yang dekat dengan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati. “Lokasi sedang kami lihat. Kawasan Jawa Barat,” jelas Luhut.

Dia mengaku, pembicaraan dengan Hyundai masih terus dilakukan. Dalam waktu dekat Hyundai akan mengirimkan timnya untuk membahas pengembangan industri mobil listrik. “Dengan Hyundai saya sudah ketemu akhir tahun kemarin, Desember awal di Seoul. Nanti akhir bulan ini (Januari), tim Hyundai ke sini untuk bicara lebih detail,” ungkapnya.

Untuk industri mobil, lanjut Menko Luhut, tersedia banyak peluang. Sebab Indonesia dalam waktu dekat akan menandatangani Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komprehensif (CEPA). Ditambah Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan Australia. Maka perusahaan Korea Selatan yang ada di Indonesia, dikatakan bisa mengisi pasar otomotif di Australia. Soalnya di sana banyak yang mengalami penutupan.

“Bukan itu saja, tetapi kita juga akan membuat perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Afrika. Sehingga mobil-mobil yang dibuat di Indonesia bisa juga dikirim ke Mozambik dan Kenya,” ujar Menko.

Selain mobil listrik, Pemerintah pun terus mendorong pengembangan bahan baku baterai lithium. Jenis ini menjadi salah satu komponen penting kendaraan listrik di dalam negeri. Pabrik bahan baku baterai lithium tengah dalam proses pembangunan di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah. Plant milik PT QMB New Energy Materials, ditargetkan selesai 16 bulan ke depan. Dan dapat beroperasi pada pertengahan 2020.

Mobil listrik menggunakan baterai yang berbahan baku nikel. Cadangan nikel Indonesia yang besar adalah potensi bagi produksi baterai lithium. Menurut Luhut, 60{8683c2092de492d2a190cf7fbc06166f47c1e4e1eec97bd8c795afb1b4b0e460} hingga 80{8683c2092de492d2a190cf7fbc06166f47c1e4e1eec97bd8c795afb1b4b0e460} bahan baku baterai lithium berasal dari nikel. Sedangkan ongkos pembuatan kendaraan listrik 20{8683c2092de492d2a190cf7fbc06166f47c1e4e1eec97bd8c795afb1b4b0e460} sampai 40{8683c2092de492d2a190cf7fbc06166f47c1e4e1eec97bd8c795afb1b4b0e460} dari totalnya, dihabiskan untuk pembuatan baterai. (Alx/jl)