HD Ingatkan Partisipasi Pemilih Sumsel Target Pesta Demokrasi 2019

News
Pesta Demokrasi , Pilpres dan pileg 2019

Palembang, LamanQu. com — Kapolda Sumsel menggelar silaturahmi dengan BEM se Sumsel dalam rangka mewujudkan Pemilihan Legislatif dan Presiden yang aman, damai dan kondusif di Hotel Aston, Kamis (18/10/2018).

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, seperti diketahui 2018 dan 2019 adalah pesta demokrasi. Saat ini proses menuju pemilu 2019. “Kami harapkan mahasiswa berperan aktif, menjaga harmonisasi dan menjaga demokrasi, agar prosesnya berjalan aman dan kondusif, ” ujarnya.

Zulkarnain mengakui, kondisi di nasional ada gesekan-gesekan. “Kita sudah monitor, begitulah gonjang ganjing politik. Itulah demokrasi, ini berpotensi menjadi masalah. Jangan sampai ada masalah, apalagi Gubernur menyatakan zero konflik. Jangan ada konflik SARA. Peran aktif mahasiswa sangat besar tumbuh di lingkungan akademisi. Sehingga bisa menyikapi situasi dengan bijak. TNI dan polisi sudah pasti netral.Dalam mendukung proses demokrasi yang sejuk,” katanya.

Dia mengungkapkan, secara umum pilkada pada 2015, 2017 dan 2018 berjalan baik. Ini merupakan kesuksesan penyelenggara. “Untuk jumlah TPS untuk Pemilu 2019 sebanyak 25.222 TPS .Satu TPS tidak boleh lebih dari 300 orang pemilih,” bebernya.

Zulkarnain menuturkan, pihaknya berharap seluruh caleg untuk memberitahu kalau mereka ada kegiatan. Jangan sampai ada caleg terbunuh seperti kejadian di Mesuji.

“Sekarang masa kampanye sampai 13 April. Setiap tahapan ada bentuk ancaman, terorisme disini masih ada. Pada saat Asian Games, ril mereka akan meledakkan rumah sakit. Dari 3 terduga teroris dari bengkulu, satu ditangkap. Bagi mereka cara-cara demokrasi adalah dengan cara thogut, itu ancaman teroris,” paparnya.

Pada pesta demokrasi, Zulkarnain mengungkapkan, sering terjadi black campaign dan negatif compaign. Negatif compagn menjelek-jelekan terus lawan politiknya. Sedangkan kalau black compaign itu hoaks.” Negatif itu bisa menyebabkan kerawanan kamtibmas,” ucapnya.

Menurutnya, ceramah agama diselipi kampanye, itu tidak boleh. “Dalam pesta demokrasi pemilu boleh Berbeda beda tapi jangan terpecah belah,” katanya.

Sementara itu, Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan mengatakan, netralitas harga mati. ” Kalau ada yang melanggar, disanksi. Itu komitmen TNI,” ucapnya.

Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, tahun 1998 mahasiswa berperan besar terhadap demokrasi pemerintahan. “Kebebasan itu boleh, tapi ada aturannya. TNI dan Polri netral tidak memilih dan tidak dipilih.Kami ingin kondusif pelaksanaan pemilu. Ini menjadi penilaian nasional dan internasional.”

Selanjutnya Deru juga mengingatkan soal komparasi kedewasaan dengan polulasi penduduk Jawa dan Sumsel. Kata dia “Walaupun dari jumlah mata pilih Sumsel lebih sedikit dari Jawa tetapi soal kedewasaan berdemokrasi Sumsel bisa dikatakan lebih maju. Terbukti pilkada baru saja kita lewati dengan tentram dan aman, dibeberapa daerah disumsel pemerintahan berjalan dengan baik” bebernya.

Herman Deru menuturkan, dari survei terlihat kalau masih 10-20 persen masyarakat yang belum tahu pilpres dan pileg pada April 2019. Pada pemilukada 2018, Angka Partisipasi Pemilih masih dibawah 70 persen. “Tapi saya yakin ini akan meningkat.

Saya mengajak peranan KPU, Bawaslu, Akademisi, Mahasiswa mari kita bertanggungjawab untuk menjaga lajunya pesta demokrasi ini,” pungkasnya.