Sering Buang Gas Asumsi Perut Kembung, ini Cara Hindarinya

Kesehatan
kentut , sleep apnea , Tips mengantisipasi penumpukan gas berlebih

Palembang, lamanqu.id – Pernah dengar kisah gara gara hal sepele, waya waya (cuman sekedar red-Bhs Palembang) kentut sembarangan sepasang tunangan urung melangsungkan pernikahan. Juga tak asing bukan dokter ungkapkan kentut dianjurkan alasan kesehatan, karena orang Buang gas atau kentut adalah hal normal yang menandakan indikator kesehatan saluran pencernaan.

Namun, terlalu sering kentut – terutama saat berada di tengah keramaian – tentu sangat memalukan, bukan?

Pada dasarnya, manusia mengeluarkan gas antara 14 hingga 23 kali sepanjang hari. Namun, ketika kita tak bisa mengendalikan keinginan buang gas, tentu dapat menyebabkan masalah besar.

Gastroenterolog bernama Christina Lee menyarankan kita untuk berkonsultasi pada dokter ahli ketika keinginan buang gas tak bisa dikendalikan hingga membuat kita merasa tak nyaman.

“Jika kita tak dapat menahan kentut agar diterima secara sosial, dan itu mengganggu gaya hidup kita, kita harus memeriksanya,” ucapnya.

Menurutnya, kita sebaiknya mengambil langkah untuk meminimalisir masalah saat terlalu sering buang gas hingga memengaruhi aktivitas harian atau menyebabkan kita merasa sakit dan malu.

Lalu, apa yang membuat kita sering buang gas?

Gas dapat menumpuk di saluran pencernaan saat kita menelan udara sambil minum, makan, atau tertawa.

Namun, beberapa makanan juga bisa menghasilkan gas yang berlebihan. Inilah yang membuat kita susah mengontrol keinginan buang gas.

Jika usus kita bekerja lamban, gerakan makanan melalui usus juga menjadi lambat yang menyebabkan banyak gas terkumpul.

Semakin lama makanan berada dalam sistem pencernaan, semakin banyak bakteri penghasil gas yang menumpuk dan menyebabkan ketidaknyamanan di perut.

Pertambahan usia juga membuat tubuh menghasilkan lebih banyak gas karena melambatnya metabolisme yang memperlambat gerakan makanan di usus.

Dengan kata lain, saluran usus secara alami juga melambat seiring waktu. Dr Lee juga mengatakan penumpukan gas berlebih juga bisa terjadi saat kita menderita penyakit, seperti diabetes, skleroderma, disfungsi tiroid.

Selain itu, hal seperti pertumbuhan bakteri usus kecil, sindrom iritasi usus besar, diverticulosis atau gaya hidup pasif juga bisa menyebabkan penumpukan gas berlebih.

Dalam beberapa kasus, pola tidur dapat berkontribusi terhadap penumpukan gas yang berlebihan di sistem pencernaan.

Sekitar 25 persen pria dan hampir 10 persen wanita mengalami sleep apnea, menyebabkan mereka mendengkur dengan mulut terbuka.

“Penderita sleep apnea kebanyakan bernafas melalui mulut, dan mereka menghirup banyak udara ketika mereka mendengkur dan menelan,” kata Dr. Lee.

Menurut Dr Lee, inilah yang membuat mereka bangun dengan rasa sakit karena mereka sudah menelan udara sepanjang malam.

Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya kita berkonsultasi pada dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Untuk mengantisipasi penumpukan gas berlebih, Dr Lee menyarankan tips berikut.

1. Olahraga

Semakin aktif, semakin sering dan tanpa sadar tubuh akan menghilangkan gas dari saluran usus.

Fokus pada olahraga penguatan perut untuk membantu menjaga saluran pencernaan bergerak. Lakukan setidaknya 30 menit selama tiga atau empat hari setiap minggu.

2. Batasi konsumsi sayuran cruciferous

Kubis, kembang kol, brokoli, kubis Brussel dan asparagus menghasilkan lebih banyak gas daripada sayuran lainnya.

Namun, sayuran jenis ini memiliki gizi tinggi. Jadi, jangan menghentikan konsumsi sayuran ini. Kita hanya perlu menguranginya.

3. Hindari produk susu jika tidak toleran laktosa

Dr Lee menyarankan kita mengonsumsi produk yang mengandung laktase sebelum mengonsumsi susu, keju atau yogurt, untuk meringankan pencernaan.

4. Hindari sembelit.

Buang air besar tiga kali sehari atau sehari sekali adalah hal yang normal. Ini membantu membatasi penumpukan dari bakteri penghasil gas.

Selain itu, hidrasi dan olahraga juga membantu memperlancar pencernaan.

5. Periksa kembali obat yang kita konsumsi

Narkotika, dekongestan, obat alergi, dan beberapa obat tekanan darah dapat memperlambat proses usus.

Bicarakan dengan dokter jika kita merasa perlu melakukan perubahan.

6. Batasi makanan atau minuman tertentu

Batasi konsumsi minuman berkarbonasi, makanan fermentasi dan minuman yang mengandung sirup jagung fruktosa tinggi.

Produk-produk ini hanya menambahkan lebih banyak gas atau memberi makan bakteri di saluran pencernaan.

Tips tersebut hanya membantu meringankan masalah pencernaan yang berkaitan dengan gas.

Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter demi menemukan solusi yang tepat ketika terjadi perubahan dalam kesehatan kita.

“Konsultasikan dengan dokter jika mengalami perubahan pola buang air besar, terutama saat terjadi mendadak, atau jika merasa ada sesuatu yang tidak benar,” ucap Dr Lee. (JL)